KOMPAS.com - Calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar mengatakan, aktivitas tambang emas di kawasan Tumpang Pitu, Banyuwangi, Jawa Timur telah mencemari laut.
Menurut Muhaimin, pengelolaan tambang emas Tumpang Pitu di Kecamatan Pesanggaran tersebut tidak boleh diteruskan.
Sebab, proses pembangunan pertambangan yang dikelola PT Bumi Suksesindo itu telah terjadi ekplorasi dan eksploitasi yang tidak disiplin.
"Saya dapat laporan limbahnya itu sampai ke laut. Karena itu harus ditekankan lagi, harus dievaluasi lagi," kata Muhaimin, seperti diberitakan Kompas.com, Rabu (7/2/2024).
Koordinator Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Melky Nahar mengatakan, pernyataan Muhaimin soal pencemaran laut akibat penambangan emas di Tumpang Pitu memang benar.
"Tetapi sangat disayangkan baru bicara saat ini. Padahal, ia punya kuasa politik sebelumnya, melalui Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)" kata Melky kepada Kompas.com, Rabu (7/2/2024).
"Ada kecenderungan, isu-isu semacam ini hanya digunakan untuk mendapat keuntungan elektoral semata," ujar dia.
Melky mengatakan, aktivitas tambang emas di Tumpang Pitu telah menyebabkan wilayah tangkap nelayan Pancer, Kecamatan Pesanggaran, terganggu.
Bagi nelayan, laut adalah ruang hidup dan tempat mereka mencari nafkah. Namun, setelah tambang beroperasi, produktivitas hasil tangkapan berkurang drastis.
Padahal, kata Melky, jauh sebelum tambang beroperasi, hasil tangkapan ikan per hari dari sekitar 1.000 nelayan mampu mencapai 150 ton.
"Di samping itu, kawasan pesisir selatan telah lama menjadi kawasan budidaya, baik pertanian pesisir maupun perikanan tangkap, sehingga aktivitas pertambangan tersebut merusak seluruh alat produksi warga," ujar Melky.
Tak hanya itu, tambang yang persis berimpitan dengan Pantai Pulau Merah telah berdampak bagi pelaku pariwisata lokal.
Menurut Melky, dalam sejarah kolektif warga Pantai Pulau Merah, tidak pernah terjadi bencana lumpur yang menutup pantai hingga 4 kilometer dari bibir pantai.
"Tapi, operasi tambang justru menyebabkan bencana lumpur untuk pertama kalinya," ujarnya.
Bencana lumpur, selain merusak karang, juga berdampak pada menurunnya angka pengunjung Pantai Pulau Merah hingga 70 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.