KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa ketimpangan digital di Indonesia tinggi.
Pernyataan itu disampaikan dalam debat terakhir Pilpres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).
"Ini dari BPS juga sudah menyampaikan Pak bahwa kondisi ketimpangan digital tinggi di tempat kita," ujar Ganjar.
Pendefinisian ketimpangan digital perlu didefinisikan dengan lebih jelas.
Hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2022, menunjukkan sebanyak 66 persen masyarakat Indonesia telah mengakses internet.
Adapun akses internet individual menjangkau 51 persen rumah tangga. Mengapa angkanya masih rendah, salah satu alasan adalah faktor biaya yang besar untuk mengakses internet.
Sebagai gambaran, berikut indeks pembangunan teknologi informasi komunikasi Indonesia berdasarkan data BPS 2018-2022:
Di sisi lain, akses digital terkonsentrasi pada kawasan metropolitan di wilayah barat Indonesia.
Senior Researcher Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) Klara Esti mengatakan, per 2019 terdapat 94 juta orang dewasa tidak dapat mengakses Internet melalui perangkat seluler dan bahkan lebih sedikit lagi yang memiliki akses ke internet broadband tetap di Indonesia.
Hampir 80 persen dari mereka yang tidak terhubung tersebut tinggal di daerah pedesaan non-metro di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, yang merupakan tiga pulau terpadat di Indonesia.
Selain itu, 60-70 persen orang Indonesia yang tinggal di wilayah timur Indonesia tidak terhubung secara memadai karena kualitas layanan yang bervariasi.
Menurut Klara, kesenjangan digital mempengaruhi kehidupan warga dalam beberapa hal, meliputi:
Kajian soal ketimpangan perkembangan digital dapat dilihat di sini.
Data lain soal penggunaan internet dihimpun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Penetrasi internet berdasarkan survei 2024 menunjukkan, Pulau Papua memiliki penetrasi internet terendah di Indonesia.
"Hingga saat ini ketimpangan digital di Indonesia masih sangat besar. Dari 514 kabupaten dan kota yang ada, baru 400 yang terhubung dengan broadband," kata Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini merujuk laporan Kominfo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.