Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CEK FAKTA: Ganjar Sebut Ketimpangan Digital di Indonesia Tinggi

Kompas.com - 05/02/2024, 11:58 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Calon presiden (capres) nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyebutkan bahwa ketimpangan digital di Indonesia tinggi.

Pernyataan itu disampaikan dalam debat terakhir Pilpres di Jakarta Convention Center (JCC), Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (4/2/2024).

"Ini dari BPS juga sudah menyampaikan Pak bahwa kondisi ketimpangan digital tinggi di tempat kita," ujar Ganjar.

Bagaimana faktanya?

Pendefinisian ketimpangan digital perlu didefinisikan dengan lebih jelas.

Hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS 2022, menunjukkan sebanyak 66 persen masyarakat Indonesia telah mengakses internet.

Adapun akses internet individual menjangkau 51 persen rumah tangga. Mengapa angkanya masih rendah, salah satu alasan adalah faktor biaya yang besar untuk mengakses internet.

Sebagai gambaran, berikut indeks pembangunan teknologi informasi komunikasi Indonesia berdasarkan data BPS 2018-2022:

  • 2018 sebanyak 5,07 persen
  • 2019 sebanyak 5,32 persen
  • 2020 sebanyak 5,59 persen
  • 2021 sebanyak 5,76 persen
  • 2022 sebanyak 5,85 persen

Di sisi lain, akses digital terkonsentrasi pada kawasan metropolitan di wilayah barat Indonesia.

Senior Researcher Associate Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG) Klara Esti mengatakan, per 2019 terdapat 94 juta orang dewasa tidak dapat mengakses Internet melalui perangkat seluler dan bahkan lebih sedikit lagi yang memiliki akses ke internet broadband tetap di Indonesia.

Hampir 80 persen dari mereka yang tidak terhubung tersebut tinggal di daerah pedesaan non-metro di Pulau Sumatera, Jawa dan Bali, yang merupakan tiga pulau terpadat di Indonesia.

Selain itu, 60-70 persen orang Indonesia yang tinggal di wilayah timur Indonesia tidak terhubung secara memadai karena kualitas layanan yang bervariasi.

Menurut Klara, kesenjangan digital mempengaruhi kehidupan warga dalam beberapa hal, meliputi:

  • Akses Terhadap Informasi dan Pengetahuan: Warga yang tidak memiliki akses atau keterampilan dalam menggunakan teknologi digital mungkin mengalami kesulitan dalam mengakses informasi dan pengetahuan yang penting untuk kehidupan sehari-hari, seperti informasi kesehatan, pendidikan, atau peluang pekerjaan.
  • Akses Terhadap Layanan Publik: Kesenjangan digital dapat menghambat akses warga terhadap layanan publik yang disediakan secara digital, seperti layanan kesehatan online, e-government, atau layanan perbankan digital. Ini dapat memperbesar kesenjangan dalam pelayanan publik antara mereka yang mampu menggunakan teknologi digital dengan mereka yang tidak.
  • Pendidikan: Siswa dari keluarga yang kurang mampu atau daerah terpencil mungkin tidak memiliki akses yang sama terhadap sumber daya pendidikan digital seperti internet, komputer, atau perangkat mobile. Hal ini dapat memengaruhi kemampuan mereka untuk belajar secara online dan memperdalam pengetahuan mereka.
  • Perekonomian: Kesenjangan digital juga dapat mempengaruhi partisipasi warga dalam ekonomi digital, seperti e-commerce, pekerjaan lepas online, atau bisnis online. Masyarakat yang tidak memiliki akses atau keterampilan dalam menggunakan teknologi digital mungkin kehilangan peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan atau meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
  • Partisipasi dalam Pembangunan Sosial dan Politik: Kesenjangan digital dapat menghambat partisipasi warga dalam proses pembangunan sosial dan politik, seperti partisipasi dalam forum online, akses informasi politik, atau partisipasi dalam kampanye sosial online.

Kajian soal ketimpangan perkembangan digital dapat dilihat di sini.

Data lain soal penggunaan internet dihimpun oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). Penetrasi internet berdasarkan survei 2024 menunjukkan, Pulau Papua memiliki penetrasi internet terendah di Indonesia.

"Hingga saat ini ketimpangan digital di Indonesia masih sangat besar. Dari 514 kabupaten dan kota yang ada, baru 400 yang terhubung dengan broadband," kata Dosen Departemen Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta Dina Listiorini merujuk laporan Kominfo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang 'Kartu Kabur Saat Demo'

[KLARIFIKASI] Konten Satire, Jokowi Pegang "Kartu Kabur Saat Demo"

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

[VIDEO] Hoaks Uang Nasabah Hilang di Bank akibat Bansos Pemilu, Jangan Terhasut!

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Pengibaran Bendera GAM Setelah Putusan MK, Awas Provokasi

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

INFOGRAFIK: Bantahan Indonesia soal Upaya Normalisasi Hubungan dengan Israel

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com