KOMPAS.com - Festival Woodstock 1999 dikenang sebagai salah satu acara musik terburuk dalam sejarah.
Dilansir Independent, festival yang digelar di Rome, New York, itu berlangsung selama empat hari, 22-25 Juli 1999.
Penyelenggara bermaksud untuk mengulang kesuksesan Festival Woodstock pertama pada 1969 dan edisi kedua pada 1994.
Barisan band cadas, seperti Rage Against The Machine, Limp Bizkit, dan Red Hot Chilli Peppers, memanaskan suasana festival tahun itu.
Baca juga: Daftar Festival Musik Terbesar di Dunia, Woodstock sampai Lollapalooza
Namun, petaka terjadi akibat berbagai faktor, mulai dari padatnya pengunjung yang diperkirakan 400.000 orang, suhu udara mencapai 40 derajat Celcius, sampai kurangnya air bersih.
Semua faktor itu mendorong terciptanya kerusuhan yang mengakibatkan kebakaran, kekerasan, pelecehan seksual, hingga menelan korban jiwa.
Dilansir GoodTo, tiga orang tewas pada Festival Woodstock 99. Ketiga korban adalah David DeRosia (24), Tara Weaver (28), dan seorang pria berusia 44 tahun.
Weaver tewas karena ditabrak mobil saat meninggalkan konser, sementara pria berusia empat puluhan itu mengalami serangan jantung di lokasi perkemahan.
Korban termuda, David DeRosia, pingsan saat menyaksikan Metallica di mosh pit. Penyebab kematiannya dinyatakan akibat hipertermia yang terkait dengan serangan panas.
Dilansir Ultimate Classic Rock, faktor lain yang mendorong Woodstock 99 menjadi bencana adalah motivasi acara tersebut diselenggarakan, yaitu mencari untung.
Promotor John Scher, yang merugi pada Festival Woodstock 1994, bertekad untuk tidak mengulangi kesalahan sebelumnya.
"Kalian bisa menikmati Woodstock, dan itu bisa menjadi lingkungan yang aman dan terjamin. Kami akan mencoba dan mendapat untung dari yang satu ini," katanya kepada wartawan.
Demi menggaet lebih banyak massa, Festival Woodstock 1999 digelar di Pangkalan Angkatan Udara Griffiss di Rome, New York.
Lokasi itu bermasalah karena memiliki kualitas udara buruk, dan dinyatakan beracun oleh Enviromental Protection Agency (EPA).
Baca juga: Sinopsis Trainwreck Woodstock 99, Festival Musik Paling Mengerikan
Kondisi itu diperparah dengan fakta bahwa festival diselenggarakan selama musim panas, ketika suhu dapat melonjak lebih dari 37 derajat Celcius. Sementara, di sekitar venue tidak ada pepohonan sebagai tempat berteduh.