Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disinformasi, Seruan WEF untuk Makan Kotoran demi Melawan Krisis Iklim

Kompas.com - 13/07/2023, 19:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Sebuah artikel yang diterbitkan pada 26 Juni 2023 menyebut Forum Ekonomi Dunia atau World Economic Forum (WEF) membuat pernyataan terkait krisis iklim.

Menurut artikel tersebut, WEF menyerukan agar manusia mengonsumsi feses dan urine untuk melawan perubahan iklim.

"WEF menyatakan manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim," dikutip dari judul artikel, dalam terjemahan bahasa Indonesia.

Artikel itu disebarkan oleh akun Facebook ini pada Sabtu (8/7/2023). Sementara artikel serupa dari situs berbeda disebarkan oleh akun Facebook ini pada Kamis (13/7/2023).

Lantas, benarkah WEF menyerukan tindakan ekstrem semacam itu?

Situs bermasalah

Situs yang pertama kali menyebarkan informasi soal seruan WEF agar manusia memakan kotoran yakni The People Voice.

Situs tersebut masih satu afiliasi dengan NewsPunch yang memiliki rekam jejak menerbitkan informasi bohong.

WEF menjadi salah satu sasaran sebaran hoaks dalam situs tersebut.

Contohnya pada 3 Maret 2023, Kompas.com mengulas klaim keliru dari situs NewsPunch soal WEF melarang konsumsi telur. Namun artikel yang ditulis tidak berdasarkan fakta.

Bantahan WEF

WEF merupakan organisasi internasional yang berbasis di Swiss.

Organisasi ini dibuat untuk mengoordinasi para pemimpin politik, bisnis, budaya, dan masyarakat terkemuka lainnya terkait agenda global, regional, sampai industri.

WEF tidak membuat mandat atau seruan terkait apa yang dikonsumsi manusia.

Juru bicara WEF Yann Zopf membantah tudingan yang menyebut pihaknya pernah membuat seruan untuk mengonsumsi kotoran manusia.

"Forum Ekonomi Dunia tidak pernah membuat pernyataan bahwa manusia harus makan kotoran dan minum air seni untuk melawan perubahan iklim," ujar Zopf, dilansir USA Today.

Ia berpendapat, sebaran narasi tersebut seolah-olah merendahkan pekerjaan yang selama ini dilakukan WEF.

"Ini adalah klaim palsu untuk mendiskreditkan pekerjaan penting yang dilakukan Forum Ekonomi Dunia pada tantangan global yang serius," imbuhnya.

Batas kewenangan WEF

Terlepas dari narasi yang keliru, WEF tidak memiliki kewenangan untuk mengubah kebijakan pemerintah atau undang-undang yang diterapkan negara-negara di dunia.

Dosen politik Universitas Pennsylvania, Scott Moore mengatakan, meski memiliki pengaruh tetapi WEF tidak memiliki kuasa untuk membuat kebijakan publik yang dapat ditaati warga dunia.

"WEF adalah organisasi nonpemerintah dan karena itu tidak memiliki status hukum untuk menjalankan fungsi negara berdaulat, meskipun dapat berpengaruh dalam membentuk pandangan pembuat kebijakan," kata Moore.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

[HOAKS] KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran sebagai Presiden-Wapres Terpilih

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

[HOAKS] Puan Promosikan Obat Nyeri Sendi

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

[KLARIFIKASI] Azan Berkumandang di Lancaster House, Bukan Istana Buckingham

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

INFOGRAFIK: Hoaks The Simpsons Prediksi Nyamuk Wolbachia, Simak Penjelasannya

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

INFOGRAFIK: Beredar Hoaks Sri Mulyani Sebut Jokowi Lunasi Utang Negara di Sidang MK

Hoaks atau Fakta
Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Fakta Timnas Indonesia: Patahkan Tradisi Olimpiade Korsel, Brace Perdana Rafael Struick

Data dan Fakta
Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Benarkah Penembak Jitu Disiagakan Saat Unjuk Rasa Pro-Palestina di Ohio State University?

Hoaks atau Fakta
Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Konten Satire soal Batas Usia Pengguna Spotify

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

[HOAKS] Foto RA Kartini Memakai Kerudung dan Kacamata

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

[KLARIFIKASI] KPU Jatim Belum Keluarkan Spesimen Surat Suara Pilkada 2024

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

[HOAKS] Bantuan Dana Rp 75 Juta dari BPJS Kesehatan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

[HOAKS] Bendera GAM Berkibar Setelah Prabowo Menang Sengketa Pilpres di MK

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

[VIDEO] Momen Surya Paloh Cium Tangan Jokowi Sebelum Pilpres 2024

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

[KLARIFIKASI] Anak di Jayapura Tidak Tertular Virus Misterius yang Menyebar Lewat Angin

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

INFOGRAFIK: Hoaks, Video Jet Misterius Terlihat Dekat Israel

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com