KOMPAS.com - Keterbatasan teori kuno menyimpulkan bahwa bentuk Bumi datar. Ada yang menyebutnya berbentuk persegi, ada pula yang menyebut piringan datar.
Pandangan tersebut bertahan lama sampai pengamatan empiris mengungkap bahwa bentuk bumi sebenarnya bulat dan elipsoid.
Teori Bumi datar ada dalam sejarah peradaban kuno di seluruh dunia.
Dilansir Britannica, Mesir dan Mesopotamia kuno menggambarkan bentuk Bumi seperti piringan di lautan dan langit melengkung di atasnya.
Sementara di Irak, sebuah papan tertanggal 1000 tahun Sebelum Masehi (SM) menyebut Bumi berbentuk piringan datar yang berada di atas sebuah silinder.
Teori lainnya bersumber dari kosmologi yang dipercayai orang-orang Nordik. Mereka percaya Bumi merupakan bidang datar yang dikelilingi samudra, dengan pohon dunia, dan pilar di bagian tengahnya.
Baca juga: CEK FAKTA: Tidak Benar Penampakan Chicago dari Seberang Danau Jadi Bukti Bumi Datar
Beda dengan pandangan yang disebut dalam teks suci dari India. Teks itu menggambarkan planet sebagai rangkaian piringan datar yang ditumpuk.
Ada pula yang menggambarkannya sebagai roda horizontal yang dipasang pada poros vertikal.
Adapun di China pada abad ke-17, Bumi digambarkan berbentuk datar dan persegi.
Untuk mengamati Bumi yang melengkung, seseorang perlu mengamati dari atas langit dari jarak sedikitnya 10.668 meter dari atas permukaannya.
Teknologi pada peradaban kuno belum memungkinkan seseorang untuk mengamati bentuk Bumi dengan ketinggian tersebut. Sehingga, dunia di sekitar mereka tampak datar dan tidak bergerak.
Pandangan Bumi datar semakin diperkuat dengan Matahari yang terbit di timur dan tenggelam di barat. Sementara, Bulan dan bintang-bintang tampak berputar seperti kubah.
Baca juga: CEK FAKTA: Benarkah The New York Journal Menulis Artikel Bumi Datar pada 1897?