KOMPAS.com - Kemajuan teknologi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan memang mengkhawatirkan karena dapat merugikan manusia di masa depan.
Salah satu kekhawatiran yang sudah terjadi saat ini adalah munculnya AI yang dapat meniru suara manusia. Jika didengarkan, maka suara itu sama persis dengan manusia yang mengucapkannya.
Contohnya adalah ketika ada salah satu netizen yang menggunakan AI untuk menggunakan suara Presiden Joko Widodo menyanyikan lagu "Asmalibrasi".
Suara yang menyanyikan lagu yang dipopulerkan Soegi Bornean itu memang terdengar persis seperti Jokowi.
Bayangkan jika teknologi itu digunakan untuk tujuan lain, misalnya untuk kepentingan politik praktis atau yang merugikan masyarakat.
Untuk itu, ada baiknya kita memahami sejumlah cara untuk mendeteksi rekayasa suara yang dihasilkan AI.
Ada sejumlah situs yang memiliki layanan deteksi rekayasa suara AI, dan sebagian besar masih merupakan layanan berbayar.
Meski begitu, munculnya layanan itu diharapkan dapat menangkal kerugian yang dihasilkan rekayasa suara AI.
Seperti apa cara mendeteksinya? Simak dalam infografik di bawah ini: