KOMPAS.com - Perasaan haru tidak bisa disembunyikan Farwiza Farhan ketika masuk daftar TIME 100 Next 2022 kategori Leaders.
Wajah aktivis lingkungan dan konservasionis hutan itu terpampang di Majalah Time edisi Oktober 2022.
Farwiza dianggap sebagai sosok inspiratif yang mempertahankan Kawasan Ekosistem Leuser dari pembangunan dan perburuan liar.
Ia mengaku sempat tidak percaya, sebab ia merasa tidak pantas disandingkan dengan sosok inspiratif lainnya.
Penghargaan itu pun ia jadikan pelecut semangat agar tetap konsisten bekerja di isu konservasi.
“Sungguh ini anugerah luar biasa, mau nangis, bahagia entah apa itu rasanya,” kata Farwiza dilansir Kompas.com.
Dilansir Harian Kompas edisi 15 April 2016, sejak kecil Farwiza tinggal di Banda Aceh dan dekat dengan alam.
Ketika musim berbuah, Ia gemar memanjat pohon jamblang di belakang rumahnya .
Farwiza juga suka berenang di Sungai Batee Iliek, Bireuen, ketika menjenguk neneknya. Dulu sungai itu memiliki air yang sangat jernih.
Setelah merampungkan sekolah menengah atas (SMA) di kampung halamannya, Farwiza melanjutkan pendidikan di Universitas Sains Malaysia.
Ia mengambil jurusan biologi kelautan, ia belajar tentang sawit mulai dari sisi bisnis hingga kerusakan alam yang ditimbulkan. Dia juga menyelam untuk meneliti terumbu karang.
Setelah itu, Farwiza melanjutkan kuliah magisternya di University of Queensland, Brisbane, Australia, dengan mengambil jurusan manajemen lingkungan.
Saat tinggal di Australia, Farwiza sempat magang di sebuah perusahaan tambang, bahkan ia sempat ditawari kontrak permanen untuk bekerja di perusahaan tersebut.
Namun Farwiza menolaknya, karena ia menyaksikan bahwa perusahaan tambang banyak merusak lingkungan.
Ia pun memutuskan kembali ke Aceh dan terlibat dalam aktivitas yang terkait dengan konservasi lingkungan. Sebab baginya, Aceh memiliki kekayaan alam berupa hutan, satwa, dan laut yang perlu dijaga.