KOMPAS.com - Hari Kasih Sayang atau Valentine menjadi momen untuk saling bertukar kado hingga kartu ucapan dengan orang-orang terkasih.
Tradisi ini pernah dikaitkan dengan salah satu cerita mengenai awal mula perayaan Valentine.
Rumor yang sempat beredar, perusahaan pembuat kartu ucapan yang pertama kali menciptakan perayaan Valentine setiap 14 Februari agar penjualannya meningkat.
Lantas, bagaimana faktanya? Apakah hal itu hanya isapan jempol?
Cerita soal perusahaan produsen kartu ucapan menciptakan Hari Valentine muncul pada 2004, ketika film Hollywood berjudul Eternal Sunshine of the Spotless Mind populer.
Baca juga: Jean-Paul Sartre dan Simone de Beauvoir, Kisah Cinta Tanpa Ikatan Pernikahan
Film yang dibintangi Jim Carrey sebagai Joel, dan Kate Winslet sebagai Clementine itu, memunculkan dialog yang fenomenal.
"Hari Valentine adalah hari libur yang diciptakan oleh perusahaan kartu ucapan untuk membuat orang merasa seperti sampah," ujar Joel.
Penggalan dialog dari karakter sinis dan melankolis tersebut rupanya menjadi sorotan dan dipercaya dalam budaya populer.
Padahal faktanya, Hari Valentine dan kartu ucapan Valentine sudah ada sebelum adanya komersialisasi.
Dilansir Washington Post, 8 Februari 2019, budaya bertukar hadiah, catatan, hingga kartu saat Valentine marak dilakukan di era Victorian.
Hal itu pun menjadi peluang bisnis bagi jasa percetakan untuk memanfaatkan tradisi Victoria.
Sementara, kartu ucapan yang diproduksi secara massal diperkenalkan di Amerika Serikat (AS) pada 1849 dan dijual oleh Hallmark pada 1913.
Menurut catatan Ensiklopedia Britannica, pesan formal ucapan Valentine mulai muncul pada 1500-an.
Baca juga: Kisah John Lennon dan Yoko Ono di Ambang Pembubaran The Beatles
Lalu, pada akhir 1700-an kartu cetak komersial mulai digunakan. Adapun kartu ucapan Valentine baru dicetak pada pertengahan 1800-an.
Kartu ucapan Valentine biasanya menggunakan gambar dewa cinta Romawi Cupid dan hati yang melambangkan pusat emosi.