Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] AHY dan SBY Tak Terima Lukas Enembe Dijemput Paksa KPK

Kompas.com - 16/01/2023, 21:30 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

KOMPAS.com - Penangkapan Gubernur Papua Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadi bahan hoaks yang beredar di Facebook.

Narasi yang beredar antara lain, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) tidak terima Lukas dijemput paksa oleh KPK.

Narasi yang beredar

Klaim bahwa AHY tidak terima kader partainya itu dijemput paksa KPK salah satunya disebarkan oleh akun Facebook ini.

Disebutkan pula bahwa Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) juga memiliki sikap yang sama.

Video berdurasi lima belas menit itu memperlihatkan seorang pria yang mengatakan informasi seputar penangkapan Lukas di rumah makan dekat Markas Brimob Papua, Selasa (10/1/2023).

Klaim bahwa AHY dan SBY tidak terima Lukas dijemput paksa, tertulis dalam keterangan unggahan tersebut.

Berikut keterangan unggahan selengkapnya:

Demokrat Kejang2??Gak Terima Lucas Enembe Dijemput Paksa KPK, SBY-AHY 'Diberondong' Moeldoko-Jokowi #beritaterkini #beritaviral #PartaiDemokrat

Hoaks AHY-SBY tak terima Gubernur Papua Lukas Enembe dijemput paksa KPK karena kasus dugaan suap Rp 1 milyarTim Cek Fakta Kompas.com Hoaks AHY-SBY tak terima Gubernur Papua Lukas Enembe dijemput paksa KPK karena kasus dugaan suap Rp 1 milyar

Penelusuran Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com menelusuri informasi yang disampaikan dalam video itu menggunakan mesin pencari dan kata kunci, untuk menemukan sumber informasi yang digunakan.

Ditemukan bahwa narasi dalam video itu sama dengan tujuh berita terkait penangkapan Lukas. Di antaranya kronologi penangkapan yang dalam berita ini, ini, ini dan ini.

Kemudian berita tentang tanggapan petinggi Partai Demokrat dan Presiden Joko Widodo, serta data kader Partai Demokrat yang terjerat korupsi.

Lukas ditangkap terkait kasus dugaan suap Rp 1 miliar terkait pembangunan infrastruktur.

Setelah dibaca, berita-berita itu tidak menyebutkan bahwa AHY dan SBY tidak terima atas penjemputan paksa Lukas.

Setelah disimak hingga selesai, dalam video yang beredar pun tak ada pernyataan seperti itu.

Justru sebaliknya, dikutip dari Kompas.id, AHY mengajak warga Papua untuk tenang dan memberi kesempatan pada proses hukum dalam menangani dugaan kasus suap itu, dalam pernyataan resmi, Kamis (12/1/2023).

Dalam pernyataan yang disampaikannya di Kantor DPP Demokrat itu, AHY juga berharap agar kasus tersebut diusut sampai tuntas dan sehingga tidak terjadi tebang pilih.

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, dapat disimpulkan bahwa narasi AHY dan SBY tidak terima atas penjemputan paksa Lukas adalah hoaks.

Berita-berita yang dijadikan sumber informasi unggahan Facebook itu tidak ada yang menyatakan narasi itu.

Dalam pernyataan resminya, AHY mengajak masyarakat Papua bersikap tenang dan memberikan kesempatan pada proses hukum untuk kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

[HOAKS] Ronaldo Dukung Laga Indonesia Vs Uzbekistan Diulang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

[HOAKS] Sampul Majalah Time Tampilkan Donald Trump Bertanduk

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

[HOAKS] Terbukti Suap Wasit, Uzbekistan Didiskualifikasi dari Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

[KLARIFIKASI] BMKG Tegaskan Sesar Sumatera Tidak Memicu Tsunami

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

[HOAKS] Video Ronaldo Tiba di Qatar untuk Menonton Piala Asia U-23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

[HOAKS] Vaksin HPV Menyebabkan Kemandulan

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

[KLARIFIKASI] Menkominfo Bantah Apple Batal Investasi Rp 1,6 Triliun di Indonesia

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

[VIDEO] Hoaks Spesimen Surat Suara dan Paslon yang Bersaing di Pilkada Jatim 2024

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

INFOGRAFIK: Konten Keliru Sebut Spotify Perlihatkan Fitur Batas Usia Pengguna

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

INFOGRAFIK: Hoaks Elkan Baggot Tiba di Qatar untuk Perkuat Timnas U23 Indonesia

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] FIFA Angkat Bicara soal Wasit VAR Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Dua Puluh Empat Tahun Lalu, GPS Akurasi Tinggi Tersedia untuk Publik

Sejarah dan Fakta
Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Mitos Penularan HIV/AIDS di Kolam Renang

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

[HOAKS] Pernyataan Ronaldo soal Indonesia Tidak Akan Kalah jika Tak Dicurangi Wasit

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

[HOAKS] Video Unta Terjebak Banjir di Dubai

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com