KOMPAS.com - Penipuan investasi kripto atau cryptocurrency dengan modus pig butchering telah menjadi perhatian Biro Investigasi Federal Amerika Serikat, FBI.
Istilah pig butchering mengacu pada peternak atau penjagal ketika menggemukkan babinya sebelum disembelih dan menghasilkan daging yang banyak.
Pelaku penipuan disimbolkan sebagai penjagal. Sementara korban diibaratkan hewan ternak yang “digemukkan” oleh si penjagal melalui janji-janji manis agar mau terus berinvestasi atau menyerahkan uangnya.
Baca juga: Janji Manis “Sang Penjagal” Investasi
Menurut laporan FBI, banyak investor kripto telah menjadi korban pig butchering. Kerugiannya beragam dan cenderung dalam jumlah besar, mulai dari puluhan ribu hingga jutaan dollar AS.
Salah satunya yakni AA, perempuan 35 tahun asal Pangalengan, Jawa Barat. Ia mengaku telah rugi hingga 37.000 dollar AS atau sekitar Rp 565,7 juta hanya dalam tiga minggu.
Menurut FBI, pig butchering merupakan penipuan dengan teknik rekayasa sosial yang memanipulasi psikologis korban.
Biasanya penipu bakal membangun hubungan dan kepercayaan dengan korban. Terkadang, penipu juga menyamar sebagai teman lama korban.
Caranya, dia bisa menghubungi melalui media sosial, kemudian membangun hubungan persahabatan atau bahkan memakai kedok cinta untuk membuat hubungan romantis palsu.
Dikutip dari ProPublika, terdapat enam modus yang biasa dilakukan oleh pelaku. Simak selengkapnya dalam infografik berikut ini.