Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Misinformasi, Denmark Tidak Anggap Vaksinasi Covid-19 Berbahaya untuk Anak

Kompas.com - 20/08/2022, 19:29 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

 

KOMPAS.com - Sejumlah akun di media sosial terlihat membagikan tautan sebuah artikel berita dengan judul yang disalahpahami sebagai kebijakan Pemerintah Denmark terhadap vaksinasi Covid-19 untuk anak.

Artikel yang banyak dibagikan itu berasal dari media WesternStandard.news yang berjudul: "Denmark bans COVID vaccines for children", atau larangan vaksin Covid-19 di Denmark. Selengkapnya bisa dibaca di sini.

Sementara, unggahan di media sosial yang menyematkan tautan artikel tersebut bisa ditemukan di sini, di sini, di sini, di sini, dan di sini.

Unggahan yang menyematkan tautan artikel tersebut disertai komentar seakan-akan Pemerintah Denmark melarang vaksin anak karena berbahaya.

Padahal, dalam paragraf pertama artikel tersebut dijelaskan bahwa Denmark melarang vaksinasi anak-anak, yakni mereka yang berusia di bawah 18 tahun, karena risiko mereka terhadap Covid-19 terbilang rendah.

Di sisi lain, cukup banyak orang di Denmark yang sudah divaksin sehingga potensi penularan juga semakin menurun. Sementara, vaksin lengkap untuk kalangan dewasa tetap dibuka.

Untuk anak-anak dengan kondisi khusus hingga memiliki risiko tinggi, boleh divaksin dengan membawa surat rekomendasi dari dokter yang menjelaskan kondisi khusus yang dialaminya.

Konfirmasi otoritas kesehatan Denmark

Dilansir dari Reuters, pada Juni 2022 Pemerintah Denmark menyatakan telah menyelesaikan program vaksinasi musiman dan membuat perubahan kebijakan untuk musim gugur dan dingin setelahnya.

Perubahan kebijakannya meliputi penyetopan vaksinasi untuk anak karena jarang ada anak-anak yang menderita karena Covid-19 di sana.

Dengan demikian, penghentian vaksinasi bukan karena vaksin berbahaya bagi anak-anak.

“Mulai 1 Juli 2022, anak-anak dan remaja di bawah usia 18 tahun tidak bisa lagi menerima suntikan pertama, dan mulai 1 September 2022, suntikan kedua tidak lagi dapat diterima,” bunyi sebagian pernyataan itu.

Mereka juga menyatakan, anak-anak dengan risiko tinggi terhadap serangan Covid-19 akan diperbolehkan vaksin dengan surat rekomendasi dokter.

Reuters juga telah menghubungi otoritas kesehatan Denmark, yang kemudian memberikan mereka petunjuk lebih lengkap terkait kebijakan vaksinasi terbaru mereka.

"Anak-anak dan remaja sangat jarang memiliki penyakit serius akibat Covid-19 dengan varian Omicron, itulah sebabnya penawaran vaksinasi primer untuk anak-anak antara 5 dan 17 tahun tidak akan menjadi penawaran umum, tetapi dapat diberikan setelah penilaian medis tertentu,” bagian dari keterangan itu yang digarisbawahi."

Terjadi misinformasi pada sebagian pengguna media sosial yang menganggap bahwa Denmark menyetop vaksinasi pada anak karena berbahaya, dari judul berita yang disalahpahami.

Sebenarnya otoritas kesehatan Denmark menyetop vaksinasi untuk anak karena risiko bahaya dari Covid-19 di sana telah turun, alias Covid-19 tak lagi terlalu mengancam bagi anak-anak di sana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

[HOAKS] Ronaldo Kritik Kepemimpinan Wasit Indonesia Vs Uzbekistan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

[HOAKS] Pertandingan Indonesia Vs Uzbekistan Diulang karena Ada Kecurangan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

[HOAKS] RSJ di Kendari Kebanjiran 50 Pasien akibat Efek Obat PCC

Hoaks atau Fakta
INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

INFOGRAFIK: Hoaks KPU Tunda Penetapan Prabowo-Gibran, Simak Bantahannya

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

[KLARIFIKASI] Tidak Benar Tabung Elpiji Kosong Bisa Terisi Lagi Setelah Diguyur Air Panas

Hoaks atau Fakta
[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

[VIDEO] Hoaks! Bill Gates Lepaskan Nyamuk Penyebar Kaki Gajah di Bali

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

[HOAKS] Najwa Shihab Wawancarai Beckham soal Bisnis Judi Online

Hoaks atau Fakta
Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Memanfaatkan Fitur Google untuk Mencari Artikel Cek Fakta

Data dan Fakta
[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

[KLARIFIKASI] Belum Ada Bukti Rafael Alun Korupsi Rp 3.000 Triliun

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

[KLARIFIKASI] Manipulasi Video Ledakan Asteroid Saat Menabrak Bulan

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

[HOAKS] Ronaldo Berikan Pujian kepada Timnas Indonesia U23

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

[HOAKS] Bulan Kembar di Pegunungan Arfak pada 26 April

Hoaks atau Fakta
[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

[HOAKS] Video Pelatih Korsel Mengamuk Usai Kalah dari Indonesia di Piala Asia U23

Hoaks atau Fakta
[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

[KLARIFIKASI] Penjelasan Pertamina soal Video Konsumen Cekcok di SPBU Putussibau

Hoaks atau Fakta
Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Cek Fakta Sepekan: Hoaks Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda | Bahaya SO2 di Jawa

Hoaks atau Fakta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com