KOMPAS.com - Tim yang terdiri dari mantan peneliti Universitas Harvard menemukan bahwa laba-laba kemungkinan besar juga bermimpi saat mereka tidur, sama seperti manusia.
Dilansir dari Harvard Gazette, kesimpulan itu diperoleh setelah tim peneliti mengamati rekaman inframerah yang merekam aktivitas 34 laba-laba peloncat remaja.
Tim peneliti menganalisis video yang merekam laba-laba saat tidur dan menemukan bahwa mereka menunjukkan keadaan seperti fase tidur rapid-eye movement (REM).
Untuk diketahui, REM merujuk pada keadaan ketika mata bergerak cepat ke berbagai arah dalam kondisi tidur, tetapi tidak mengirimkan informasi visual apa pun ke otak. Mimpi diketahui terjadi dalam kondisi ini.
Para peneliti dapat mengamati kondisi REM secara langsung pada laba-laba peloncat remaja karena mereka memiliki kerangka luar (exoskeleton) yang tembus cahaya.
Para peneliti juga mendokumentasikan karakteristik gerakan anggota tubuh laba-laba saat bermimpi, termasuk kaki berkedut dan melengkung.
Studi ini diyakini sebagai pertama kalinya perilaku seperti tidur REM telah didokumentasikan pada hewan invertebrata terestrial.
Salah satu peneliti yang terlibat dalam studi tersebut, Daniela C Rößler, mantan peneliti pascadoktoral di lab Harvard Shamble, meyakini bahwa laba-laba juga bermimpi seperti halnya manusia, anjing, atau kucing.
"Kami secara tidak sengaja menemukan laba-laba pelompat yang bergelantungan sepanjang malam. Mereka akan menggantung diri di atas benang sutra, dan itu tampak seperti strategi yang sangat rapi untuk menghindari pemangsa di malam hari," kata Rößler.
"Setelah meneliti hal itu, kami berpikir jika mereka bergelantungan sepanjang malam, apa yang sebenarnya mereka lakukan?" ucapnya.
Rößler dan rekan-rekannya kemudian merekam aktivitas laba-laba dewasa saat bergelantungan di malam hari, dan mereka menemukan gerakan yang terjadi secara teratur.
Gerakan tubuh itu mengingatkan mereka ketika melihat kucing dan anjing tidur atau bermimpi, di mana anggota tubuh mereka berkedut atau mengejang.
"Itu tampak seperti tidur atau bermimpi bagi kami. Saat itulah kami mulai menanyakan pertanyaan itu. Mungkinkah ini seperti tidur REM?" tuturnya.
Rößler dan tim peneliti mengetahui bahwa laba-laba peloncat memiliki kerangka luar transparan saat baru lahir, yang menjadikan mereka mudah diamati.
"Kami melihat mereka berkedut dan melengkungkan kaki, dan selalu ketika jenis aktivitas ini terjadi, retina bergerak. Itu cukup mengejutkan," kata Rößler.