KOMPAS.com - Hasrat Adofl Hitler dan Partai Nazi Jerman untuk mengagungkan ras Arya sedemikian besar dengan melakukan pencarian sumber ras, memperbanyak anggota ras itu, hingga rekan jejak adanya upaya pembinasaan ras lain.
Dilansir dari History.com, pencarian sumber darah murni Arya dilakukan Nazi hingga ke Tibet. Sementara, genosida dilakukan melalui holocaust dengan sasaran kelompok semit seperti Yahudi dan etnis Gipsi.
Pandangan rasis Nazi yang merendahkan juga ditujukan kepada bangsa India yang mereka anggap sebagai ras Arya yang telah tercampur darah ras lain.
Mereka menyusun hierarki ras di muka bumi, dan meyakini Arya paling unggul dengan diletakkan di bagian paling atas bagan tersebut. Ras Arya yang masih murni dianggap berada di Jerman dan wilayah Nordic.
Dengan demikian, gagasan untuk memperbanyak keturunan Arya di Jerman muncul dengan mendorong perempuan-perempuan memiliki banyak anak.
Kemudian, ibu pemilik banyak anak akan diganjar dengan piagam salib bergambar swastika logo Nazi, yang disebut Mother's Cross. Kebijakan ini mulai diterapkan pada 12 Agustus 1938 atau 84 tahun yang lalu.
Tanggal 12 Agustus juga menjadi hari kelahiran ibu Hitler yang bernama Klara. Hal itu juga menjadi simbol penghormatan kepadanya.
Sebelumnya, Liga Gadis Jerman dengan cabang Faith and Beauty beranggotakan perempuan berusia 18 tahun telah menerima pelatihan menjadi ibu ideal.
Perempuan-perempuan didorong untuk hanya fokus pada pengurusan anak, aktivitas di dapur, dan peribadatan di gereja.
Dilansir dari situs US Holocaust Memorial, ushmm.org, Nazi menggunakan istilah ras Arya yang dianggap sebagai warga Jerman sesungguhnya. Adapun yang non Arya bukan dianggap sebagai rakyatnya.
Pada awal abad ke-20, para sarjana Eropa mengklasifikasi Arya sebagai kelompok orang yang menggunakan bahasa bahasa Eropa, serta bahasa Sansekerta dan Persia (Farsi).
Demikian juga berdasarkan penggunaan bahasa Arab, Ibrani, dan bahasa lain terkait, mereka menyebutnya kelompok Semit yang berisi orang-orang Arab dan Yahudi.
Sehingga bisa disimpulkan, istilah Arya, Semit, dan non-Arya merujuk pada bahasa yang digunakan orang-orang itu pada kehidupan sehari-hari, dan bukan dari penelusuran nenek moyang.
Namun sengaja atau tidak, kemudian Nazi menyiarkan konsep yang keliru bahwa Arya adalah ras manusia unggul di bumi, dan menerapkan kebijakan anti-Semit.
Arya yang sebelumnya dikenal sebagai kelompok orang-orang dengan strata sosial tinggi dengan berbagai kebudayaannya, menjelma menjadi pemahaman sesat yang mengantar Hitler sebagai salah satu penjahat terbesar sepanjang masa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.