KOMPAS.com - Legenda mengenai keberadaan makhluk penghisap darah dapat ditemui di hampir setiap kebudayaan dunia.
Salah satu yang paling terkenal adalah kisah Count Drakula dari Eropa, yang dikisahkan tinggal di kastil Transylvania dan hidup abadi berkat darah manusia.
Makhluk mitologi semacam itu juga ditemui dalam cerita rakyat dari kawasan Amerika Latin, dan dikenal sebagai chupacabra.
Berbeda dengan Drakula yang berwujud manusia, chupacabra diceritakan berwujud seperti anjing liar yang haus darah.
Dilansir dari Britannica, chupacabra adalah monster yang menyerang hewan dan memakan darah mereka.
Nama monster ini berasal dari kata Spanyol chupar (mengisap) dan cabra (kambing) sehingga dapat diterjemahkan sebagai "pengisap kambing".
Baca juga: Mitos Yeti Si Manusia Salju dan Penelitian untuk Mencari Keberadaannya
Chupacabra pertama kali dilaporkan pada 1995 di Puerto Rico. Mereka dituding bertanggung jawab atas serangan terhadap kambing, domba, dan hewan peliharaan lainnya.
Hewan-hewan yang diduga menjadi korban chupacabra ditemukan dalam kondisi bangkai yang dagingnya tidak dimakan, tetapi kehabisan darah.
Laporan awal menggambarkan chupacabra sebagai makhluk yang berdiri tegak dan menyerupai reptil besar dengan mata merah.
Sejak pertama kali dilaporkan, penampakan chupacabra terus bermunculan dari berbagai daerah di benua Amerika.
Jenis chupacabra yang berbeda juga dilaporkan. Chupacabra ini lebih kecil dan berdiri di atas empat kaki. Mereka menyerupai anjing, tetapi tidak berbulu.
Dilansir dari Mongabay, penelitian menunjukkan bahwa chupacabra kemungkinan bukan makhluk mitologi.
Ahli biologi dari Universitas Michigan, Barry OConnor, mengatakan, sebagian besar penampakan chupacabra mungkin terkait dengan anjing liar yang terinfeksi kudis.
Baca juga: Mitos Bigfoot dan Hoaks tentang Penampakannya
Menurut OConnor, kudis itu disebabkan oleh tungau yang bersembunyi di bawah kulit anjing liar dan menyebabkan mereka mengalami kerontokan rambut.