Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 13/05/2024, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Musk berharap, percobaan ini kelak akan mengatasi kondisi seperti obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia pada manusia.

Baca juga: Elon Musk Cari Relawan untuk Uji Coba Tanam Chip di Otak

Masalah pada implan otak

Namun, Neuralink yang dipasangkan pada otak Noland Arbaugh bermasalah pada Mei 2024.

Beberapa benang berelektroda dari perangkat tersebut menarik jaringan otak Noland Arbaugh menyebabkan perangkat tersebut mengirimkan lebih sedikit data, diberitakan CBS News, Kamis (9/5/2024).

Laporan The Wall Street Journal menyebutkan, terjadi kegagalan fungsi yang menyebabkan pengurangan kecepatan dan keakuratan kemampuan pasien mengendalikan kursor komputer dengan berpikir.

Neuralink berusaha mengatasi kerusakan dengan beberapa perbaikan perangkat lunak. Cara ini meningkatkan kecepatan dan melanjutkan kemampuan awal perangkat tersebut.

Perusahaan Musk fokus meningkatkan entri teks untuk perangkat Neuralink dan kontrol kursor dengan pikiran.

Dia juga berencana memperluas penggunaan Neuralink di masa depan hingga mampu menggerakkan lengan robot dan kursi roda dengan pikiran.

Baca juga: BPOM AS Tolak Perusahaan Elon Musk Uji Coba Tanam Chip ke Otak

Penyebab gangguan

Pakar yang bekerja pada bidang implan otak mengatakan, masalah tersebut timbul dari benang penghubung otak ke komputer mungkin dipasang dalam tulang tengkorak, bukan permukaan jaringan otak.

“Satu hal yang gagal diapresiasi oleh para insinyur dan ilmuwan adalah seberapa banyak otak bergerak di dalam ruang intrakranial,” kata ahli bedah saraf di Washington University School of Medicine Eric Leuthardt, diberitakan Deccan Herald.

“Hanya menganggukkan kepala atau menggerakkannya secara tiba-tiba dapat menyebabkan gangguan beberapa milimeter (pada otak)," tambahnya.

Ahli bedah biasanya memasang implan otak langsung di atas jaringan otak.

Selain itu, uji coba awal yang dilakukan terhadap otak hewan membuat tim peneliti belum memahami kesesuaiannya dengan otak manusia. Pasalnya, otak hewan lebih kecil dan elektrodanya tidak bergeser sebanyak manusia.

Masalah tersebut tampaknya tidak menimbulkan risiko bagi keselamatan bagi pasien implan otak. Namun, kegagalannya dapat memperlambat proses persetujuan Neuralink.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Kesaksian Warga Palestina yang Diikat di Kap Mobil dan Dijadikan Tameng oleh Tentara Israel

Tren
Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Ethiopia Selangkah Lagi Miliki Proyek Bendungan PLTA Terbesar di Afrika

Tren
Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Jet Tempur Israel Serang Klinik di Gaza, Runtuhkan Salah Satu Pilar Kesehatan Palestina

Tren
Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Sama-sama Baik untuk Pencernaan, Apa Beda Prebiotik dan Probiotik?

Tren
Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Dilirik Korsel, Bagaimana Nasib Timnas Indonesia jika Ditinggal STY?

Tren
Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Ramai soal Siswi SMAN 8 Medan Tak Naik Kelas, Ini Penjelasan Polisi, Kepsek, dan Disdik

Tren
Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Perang Balon Berlanjut, Kini Korut Kirimkan Hello Kitty dan Cacing ke Korsel

Tren
Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Perjalanan Kasus Karen Agustiawan, Eks Dirut Pertamina yang Rugikan Negara Rp 1,8 T

Tren
Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Ini Kronologi dan Motif Anak Bunuh Ayah Kandung di Jakarta Timur

Tren
Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Pasangan Haji Meninggal Dunia, Jalan Kaki Berjam-jam di Cuaca Panas dan Sempat Hilang

Tren
Kata Media Asing soal PDN Diserang 'Ransomware', Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Kata Media Asing soal PDN Diserang "Ransomware", Soroti Lemahnya Perlindungan Siber Pemerintah Indonesia

Tren
Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Populasi Thailand Turun Imbas Resesi Seks, Warga Pilih Adopsi Kucing

Tren
Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Kisah Nenek Berusia 105 Tahun Raih Gelar Master dari Stanford, Kuliah sejak Perang Dunia II

Tren
Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Kronologi dan Kejanggalan Kematian Afif Maulana Menurut LBH Padang

Tren
7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

7 Fakta Konser di Tangerang Membara, Vendor Rugi Rp 600 Juta, Ketua Panitia Diburu Polisi

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com