Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uji Coba Implan Otak Neuralink Pertama untuk Manusia Alami Masalah, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 13/05/2024, 12:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pasien manusia pertama yang menjalani implan otak Neuralink, Noland Arbaugh mengalami masalah, beberapa minggu setelah operasi.

Neuralink adalah program perusahaan Neuralink Corp milik Elon Musk untuk menciptakan perangkat komputer yang bisa terhubung ke otak.

Tujuannya, orang bisa berkomunikasi dengan komputer hanya melalui pikiran.

Implan otak Neuralink pertama kali dilakukan terhadap pasien manusia yang mengalami kelumpuhan pada akhir Januari 2024 dengan cara menanamkan chip pada otaknya.

Diberitakan Reuters, pasien manusia pertama itu disebut pulih dari operasi implan otak dan mampu menggerakkan kursor komputer dengan pikirannya.

Baca juga: Pasien Chip Otak Elon Musk Bisa Gerakkan Kursor dan Main Catur Pakai Telepati


Prosedur ini dijalankan menggunakan robot untuk memasang implan penghubung otak-komputer melalui pembedahan di wilayah otak yang berfungsi mengontrol niat bergerak.

Sayangnya, perangkat tersebut dinyatakan mengalami masalah pada Rabu (8/5/2024). Kemampuannya mengendalikan kursor komputer lewat pikiran pun melemah.

Lalu, bagaimana masalah itu bisa muncul?

Baca juga: Mengenal Starlink, Layanan Internet Elon Musk yang Akan Bantu Gaza

Implan otak Neuralink

Elon Musk mendirikan Neuralink pada 2016 untuk menciptakan perangkat pernghubung otak dan komputer, sehingga orang dapat mengontrol komputer lewat pikiran.

Dilansir dari New Scientist, perangkat ini dibuat dengan tujuan orang mencari informas, menghitung, bertelepati, memulihkan penglihatan, serta memungkinkan orang lumpuh mengontrol anggota tubuh buatan melalui otak.

Neuralink berukuran sebesar koin untuk ditanamkan di bawah tengkorak dengan kabel kecil menjangkau otak, sehingga dapat membaca aktivitas neuron.

Perusahaan telah melakukan uji coba Neuralink pada babi dan monyet. Hasilnya, seekor monyet dapat memainkan video gim klasik. Perangkat ini lalu diujicobakan pada manusia.

Baca juga: Bukan Elon Musk, Ini Orang Terkaya di Dunia Maret 2024 Menurut Forbes

Elon Musk melakukan implan chip Neuralink pada otak laki-laki bernama Noland Arbaugh (29) yang lumpuh pada akhir Januari 2024.

Robot digunakan untuk memasang chip yang menghubungkan otak laki-laki itu dengan komputer.

Tujuan awalnya untuk memungkinkan pasien mengendalikan kursor komputer lewat pikiran. Benang "ultra-halus" dari implan membantu mengirimkan sinyal ke otak pasie.

Musk berharap, percobaan ini kelak akan mengatasi kondisi seperti obesitas, autisme, depresi, dan skizofrenia pada manusia.

Baca juga: Elon Musk Cari Relawan untuk Uji Coba Tanam Chip di Otak

Masalah pada implan otak

Namun, Neuralink yang dipasangkan pada otak Noland Arbaugh bermasalah pada Mei 2024.

Beberapa benang berelektroda dari perangkat tersebut menarik jaringan otak Noland Arbaugh menyebabkan perangkat tersebut mengirimkan lebih sedikit data, diberitakan CBS News, Kamis (9/5/2024).

Laporan The Wall Street Journal menyebutkan, terjadi kegagalan fungsi yang menyebabkan pengurangan kecepatan dan keakuratan kemampuan pasien mengendalikan kursor komputer dengan berpikir.

Neuralink berusaha mengatasi kerusakan dengan beberapa perbaikan perangkat lunak. Cara ini meningkatkan kecepatan dan melanjutkan kemampuan awal perangkat tersebut.

Perusahaan Musk fokus meningkatkan entri teks untuk perangkat Neuralink dan kontrol kursor dengan pikiran.

Dia juga berencana memperluas penggunaan Neuralink di masa depan hingga mampu menggerakkan lengan robot dan kursi roda dengan pikiran.

Baca juga: BPOM AS Tolak Perusahaan Elon Musk Uji Coba Tanam Chip ke Otak

Penyebab gangguan

Pakar yang bekerja pada bidang implan otak mengatakan, masalah tersebut timbul dari benang penghubung otak ke komputer mungkin dipasang dalam tulang tengkorak, bukan permukaan jaringan otak.

“Satu hal yang gagal diapresiasi oleh para insinyur dan ilmuwan adalah seberapa banyak otak bergerak di dalam ruang intrakranial,” kata ahli bedah saraf di Washington University School of Medicine Eric Leuthardt, diberitakan Deccan Herald.

“Hanya menganggukkan kepala atau menggerakkannya secara tiba-tiba dapat menyebabkan gangguan beberapa milimeter (pada otak)," tambahnya.

Ahli bedah biasanya memasang implan otak langsung di atas jaringan otak.

Selain itu, uji coba awal yang dilakukan terhadap otak hewan membuat tim peneliti belum memahami kesesuaiannya dengan otak manusia. Pasalnya, otak hewan lebih kecil dan elektrodanya tidak bergeser sebanyak manusia.

Masalah tersebut tampaknya tidak menimbulkan risiko bagi keselamatan bagi pasien implan otak. Namun, kegagalannya dapat memperlambat proses persetujuan Neuralink.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com