Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Makanan Dibayar Restoran atau Pembeli? Ini Penjelasan Ekonom

Kompas.com - 11/05/2024, 09:30 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan dari warganet yang membahas pembayaran pajak makanan di restoran ramai beredar di media sosial.

Unggahan pembayaran pajak makanan awalnya dibagikan pengguna akun media sosial X atau Twitter @KulineRain, Rabu (8/5/2024).

Pengunggah menyatakan pajak yang diberlakukan saat membeli makanan di restoran seharusnya ditanggung oleh pihak penjual.

"Pajak makanan harusnya ditanggung pemilik resto bukan customer," tulisnya.

Melihat unggahan itu, warganet lain melalui akun @FOODFESS2 membagikan ulang dan mengomentari cuitan tersebut.

"Fess kira-kira masih ada gak ya restoran/kafe terutama yang di mall gak pake bayar tax atau service?" tulis warganet, Rabu.

Unggahan tersebut berujung perdebatan warganet tentang siapa yang seharusnya membayar pajak makanan, apakah pembeli ataukah penjual alias si pemilik resto.

Baca juga: Ramai soal Warganet Keluhkan Air Mineral di Restoran Terkenal Terlalu Mahal, Apa Kata YLKI?


Pembayaran pajak makanan

Ekonom dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Artidiatun Adji mengungkapkan, pembayaran pajak makanan di restoran bisa dibebankan ke pembeli atau penjual.

"Dari sisi economic incidence of tax, siapa yang actually membayar beban pajak, it does not matter (tidak masalah) apakah pajak makanan dibayarkan oleh pemilik restoran atau pembeli makanannya," tutur dia, saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).

Arti melanjutkan, penentuan wajib pajak atau pihak yang berkewajiban bayar pajak ditentukan oleh elastisitas permintaan dan penawaran dari pasar makanan.

Permintaan makanan elastis adalah ketika kenaikan harga satu persen mengakibakan penurunan jumlah makanan yang dibeli menjadi lebih dari satu persen.

Sebaliknya, permintaan makanan tidak elastis atau inelastis adalah ketika satu persen kenaikan harga mengakibatkan penurunan jumlah makanan yang dibeli kurang dari satu persen.

Arti mengungkapkan, permintaan makanan yang elastis membuat pemilik restoran akan membayar lebih banyak bagian pajak dibandingkan pembeli.

Di samping itu, penawaran makanan yang elastis membuat pembeli membayarkan pajak lebih banyak daripada penjual.

Penawaran makanan lebih elastis adalah ketika kenaikan harga satu persen mengakibatkan kenaikan jumlah makanan yang ditawarkan menjadi lebih dari satu persen.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com