Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Panas Menerjang Wilayah Asia, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 03/05/2024, 12:29 WIB
Alinda Hardiantoro,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain mengalir masuk ke area tersebut.

Baca juga: BMKG Prediksi Suhu 2024 Akan Lebih Hangat, Potensi Gelombang Panas?

2. Posisi Matahari

Selain itu, Guswanto juga mengatakan bahwa gelombang panas dipengaruhi oleh posisi Matahari yang berada di Bagian Bumi Utara (BBU).

Akibatnya, wilayah Asia khususnya Asia Selatan mendapatkan penyinaran Matahari yang maksimum, menjadikan suhu di wilayah tersebut akan terus meningkat.

3. Peningkatan suhu air laut

Selain itu, BMKG melaporkan, peningkatan suhu air laut secara signifikan juga bisa memengaruhi iklim daratan di sekitarnya.

"Perubahan suhu air laut dapat memengaruhi pola angin, menyeret massa udara hangat ke daratan, yang kemudian mengakibatkan peningkatan suhu di wilayah tersebut," tutur Guswanto.

Selain itu, suhu air laut yang lebih tinggi juga dapat mengakibatkan penguapan yang lebih besar, meningkatkan kelembapan udara, yang pada gilirannya dapat memperkuat efek panas di daratan

Baca juga: 16 Orang di Korsel Meninggal Dunia akibat Gelombang Panas

4. El Nino

Secara klimatologis, suhu udara tertinggi bulanan terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni untuk wilayah Asia.

Kemudian pada saat April, Mei, dan Juni, Enso berada pada fase El-Nino sehingga akan berdampak suhu udara yang bertambah panas atau meningkat (Indeks Enso sebesar+0.93, El Nino lemah).

Data suhu BMKG menunjukkan bahwa anomali suhu udara secara global pada tahun 2024 lebih besar dibandingkan tahun 2023.

"Anomali suhu udara yang bertambah besar ini menunjukkan bahwa suhu udara semakin panas," kata Guswanto.

5. Peningkatan suhu permukaan laut di Samudra Hindia

Berdasarkan data rata-rata suhu permukaan laut di sekitar Samudra Hindia, menunjukkan bahwa suhu 2024 lebih tinggi dibandingkan suhu rata-rata tahun 2023.

Pada 28 April 2024, suhunya mencapai 30,9 derajat celsius, sedangkan pada 28 April 2023 sebesar 30,2 derajat celsius.

Baca juga: Menghadapi Gelombang Panas, Malaysia Akan Izinkan Sekolah Liburkan Siswa

Akankah gelombang panas terjadi di Indonesia?

Di saat sejumlah negara dilanda gelombang panas, sejumlah wilayah di Indonesia merasakan adanya kenaikan suhu udara.

Kendati demikian, Guswanto membantah bahwa kenaikan suhu di Indonesia merupakan tanda-tanda terjadinya gelombang panas.

"Di Indonesia tidak terjadi heatwave karena Indonesia posisinya di lintang rendah, " tutur Guswanto.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Pilihan Ikan untuk Menurunkan Kolesterol Tinggi, Bantu Cegah Serangan Jantung

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang pada 8-9 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

[POPULER TREN] Izin Tambang untuk Ormas Keagamaan | Tapera Ditunda

Tren
Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Jelang Puncak Haji, Bus Shalawat Sementara Setop Layani Jemaah

Tren
Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Bikin Ilmuwan Bingung, Ini 13 Misteri Alam Semesta yang Belum Terpecahkan

Tren
Mungkinkah 'Psywar' Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Mungkinkah "Psywar" Penonton Pengaruhi Hasil Akhir Pertandingan Sepak Bola?

Tren
Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Asal-usul Nama Borneo, Sebutan Lain dari Pulau Kalimantan

Tren
Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Jokowi Beri Izin Tambang, NU Gercep Bikin PT tapi Muhammadiyah Emoh Tergesa-gesa

Tren
Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Kronologi Bos Rental Mobil Asal Jakarta Dikeroyok Warga hingga Tewas di Pati

Tren
Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Nilai Tes Ulang Rekrutmen BUMN Lebih Rendah dari yang Pertama, Masih Berpeluang Lolos?

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1445 H Jatuh pada Senin 17 Juni 2024

Tren
Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Teka-teki Penguntitan Jampidsus yang Belum Terjawab dan Kemunculan Drone di Atas Gedung Kejagung

Tren
Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Viral Video Sekuriti Plaza Indonesia Disebut Pukuli Anjing Penjaga, Ini Kata Pengelola dan Polisi

Tren
Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tiket KA Blambangan Ekspres Keberangkatan mulai 18 Juni 2024 Belum Bisa Dipesan, Ini Alasannya

Tren
Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Panglima Sebut TNI Bukan Lagi Dwifungsi tapi Multifungsi ABRI, Apa Itu?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com