Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Evakuasi Jasad Pendaki yang Tergeletak Sendirian di Gunung Agung, Sempat Terkendala Cuaca Buruk

Kompas.com - 14/03/2024, 14:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim SAR gabungan telah berhasil mengevakuasi jasad pendaki yang tergeletak sendirian di Gunung Agung, Bali pada Kamis (14/3/2024) pukul 07.12 Wita.

Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Bali, I Wayan Suwena mengatakan, korban bukan warga negara asing (WNA) seperti yang diduga sebelumnya.

Wayan mengatakan, korban inisial ABH (60) merupakan pria kelahiran Yogyakarta yang berdomisili di Desa Bongsari, Semarang Barat, Jawa Tengah.

Lebih lanjut, Wayan mengungkapkan bahwa saat ini korban sudah berada di RSUD Karangasem, Kabupaten Karangasem, Bali.

“Untuk evakuasi memang cukup sulit karena cuaca ekstrem. Prosesnya sampai berjam-jam dan saat itu saya ikut turun ke lapangan dan berada di sekitar Pos Pengubengan, Gunung Agung,” ungkap Wayan saat dihubungi Kompas.com, Kamis (14/3/2024).

Karena korban telah berhasil dievakuasi, saat ini Basarnas Bali sudah resmi menutup pelaksanaan operasi SAR.

Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Gunung Agung Meletus 17 Maret 1963, Ribuan Orang Tewas


Kronologi evakuasi jenazah

Usai mendapat laporan adanya penemuan jenazah yang tergeletak sendirian di Gunung Agung, tim Search and Rescue Unit (SRU) 1 berangkat dari Pos Pengubengan pada Rabu (13/3/2024) pukul 03.00 Wita.

Selanjutnya, tim SRU 2 menyusul SRU 1 dan berangkat sekitar pukul 08.20 Wita. Setelah perjalanan kurang lebih 9 jam lamanya, SRU 1 tiba di lokasi penemuan jenazah.

“Saat tiba di lokasi, tim SRU 1 berada pada kondisi hujan, angin sangat kencang, dan kabut tebal hingga membatasi jarak pandang sekitar 1 meter,” ungkap Wayan.

Melihat situasi dan kondisi cuaca yang buruk di lokasi, Basarnas kembali memberangkatkan enam personil (SRU 3) dari Kantor Basarnas Bali yang berlokasi di Jimbaran.

Setibanya di Pos Pengubengan, mereka melanjutkan naik menyusul SRU 1 dan SRU 2 yang sudah sampai di lokasi.

Karena masih kesulitan, akhirnya tim SRU 4 turut membantu proses evakuasi dan berangkat pada pukul 20.00 Wita, yang terdiri dari Persatuan Pemandu Pasar Agung Selat.

“Proses evakuasi dilakukan secara estafet dari SRU 1 hingga SRU 4 karena semakin malam cuaca semakin tidak kondusif,” tutur Wayan.

Selain itu, pada saat malam hari, di Gunung Agung sedang terjadi badai dan komunikasi hanya dilakukan melalui gelombang radio.

Kondisi tersebut memperlambat gerak tim SAR gabungan hingga akhirnya SRU 1 serta SRU 2 memutuskan turun terlebih dahulu.

Upaya evakuasi kemudian dilanjutkan SRU 3 dan SRU 4, dan pada Kamis (14/3/2024) pukul 07.12 Wita jenazah pendaki tersebut telah tiba di Pos Pengubengan.

“Selama proses evakuasi, tentu Basarnas Bali tidak sendirian. Karena cuaca ekstem, kami juga bekerja sama dengan berbagai pihak,” kata Wayan.

Adapun instansi dan elemen masyarakat yang ikut dalam proses evakuasi adalah Basarnas Bali, Samapta Polda Bali, Brimob Polda Bali, Polres Karangasem, Polsek Rendang, Intel Kodim 1623 Karangasem, Babinsa Rendang, Babinsa Besakih, BPBD Karangasem, pemandu lokal, Persatuan Pemandu Pasar Agung Selat, dan masyarakat setempat.

Baca juga: Status Gunung Agung Bali Diturunkan ke Level Waspada

Penemuan jenazah pendaki di Gunung Agung

Diberitakan sebelumnya, seorang pendaki menemukan jasad pendaki yang tergeletak sendirian di Gunung Agung.

Dilansir dari Kompas.com, Rabu (13/3/2024), beredar foto penemuan jenazah pendaki yang kemudian ramai dibicarakan di media sosial X.

Dalam unggahan tersebut, terlihat jenazah menggunakan jaket hitam, celana hitam, rambut putih dan beruban, serta mengenakan tas berwarna hijau.

Pendaki pertama yang menemukan jenazah tersebut mengirimkan koordinat lokasi dari korban.

Usai unggahan tersebut ramai di media sosial, tim SAR gabungan mengidentifikasi bahwa jenazah terletak pada koordinat 8°20'31.12"S - 115°29'35.81"E.

Korban kemudian ditemukan pada ketinggian sekitar 2833 Mdpl, Selasa (12/3/2024) siang.

Meskipun korban telah ditemukan dan berhasil dievakuasi, hingga kini belum diketahui kapan korban memulai pendakian Gunung Agung.

Sebagai informasi, pemerintah daerah setempat sudah mengeluarkan larangan pendakian di Gunung Agung karena adanya upacara keagamaan “Ida Batara Turun Kabeh.”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com