Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Fakta Kasus Santri di Kediri Tewas Dianiaya, Sempat Minta Dijemput

Kompas.com - 28/02/2024, 19:00 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

3. Korban mengaku ketakutan ke ibunya

Ibu korban, Suyanti (38) bercerita anaknya sempat mengirimkan pesan melalui WhatsApp seminggu sebelum meninggal dunia. Dalam pesannya, korban mengaku ketakutan saat berada di pesantren Kediri.

"Sini jemput bintang. Cepat ma ke sini. Aku takut ma, maaaa tolonggh. Sini cpettt jemput," tulis pesan singkat korban dikutip dari Kompas.com (27/2/2024).

Namun saat itu korban tidak menjelaskan alasan dia merasa takut dan ingin dijemput untuk pulang.

Suyanti hanya membalas pesan tersebut dengan meminta anaknya bersabar sampai bulan Ramadhan. Namun, korban bersikukuh ingin dijemput.

"Terus ketika mau saya jemput sehari setelahnya, katanya tidak usah. Sudah enak dan nyaman begitu katanya," ujar Suyanti.

4. Pesantren mengaku tidak tahu ada penganiayaan

Sementara itu, perwakilan pesantren tempat korban belajar mengaku tidak tahu ada kejadian penganiayaan yang menimbulkan korban jiwa.

Pengasuh pesantren Al Hanifiyah, Fatihunada menjelaskan pihaknya hanya menerima laporan  korban meninggal akibat terpeleset di kamar mandi dari pengurus pesantren.

"Saya dikabari (kondisi) sudah meninggal. Dapat laporan itu karena jatuh terpeleset di kamar mandi,” kata Fatihunada.

Usai mendengar kabar tersebut, sejumlah pengurus kemudian membantu pemulangan jenazah ke Banyuwangi.

Baca juga: 23 Santri Kesurupan Saat Porseni NU 2023, Ini Penjelasan Ilmiahnya

5. Polisi tetapkan empat tersangka

Kapolres Kediri Kota, AKBP Bramastyo Priaji mengungkapkan korban meninggal setelah dianiaya empat santri. Para pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka.

Empat santri tersebut adalah MN (18) pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya.

Penetapan empat tersangka itu setelah pihak keluarga membuat laporan ke Polsek Glenmore, Banyuwangi dan polisi melakukan penyelidikan. 

"Empat orang kita tetapkan sebagai tersangka dan kita laksanakan penahanan lebih lanjut,” ujar Bramastyo, dilansir dari Kompas.com (27/2/2024).

Pihaknya menjelaskan, penganiayaan terjadi karena ada kesalahpahaman antara korban dengan para pelaku. Saat ini, pihaknya masih melakukan penyidikan lebih lanjut terhadap luka yang ada pada jasad korban.

“Kami juga masih dalami keterangan saksi-saksi, termasuk saksi dokter yang menerima jenazah di Banyuwangi,” terangnya.

6. Satu tersangka sepupu korban

Salah satu tersangka yang diduga melakukan penganiayaan berinisial AF (16) ternyata adalah sepupu korban. Tersangka kini ditahan di Mapolres Kediri Kota.

Suryanto seorang paman dari korban dan AF merasa terpukul atas kejadian ini.

“Saya sebagai pakdhe sedih. Sangat terpukul. Semua keluarga sedih,” ujar Suryanto, diberitakan Kompas.com (28/2/2024).

Dia mengungkapkan, kakek korban yang merawatnya sejak kecil juga merasa kalut atas kejadian ini. Sebab di saat yang sama, salah satu tersangka adalah cucunya.

Walau begitu, pihak keluarga tetap akan menghormati proses hukum. Suryanto menyebutkan, kejadian ini akan membuat keluarga dan pihak pesantren mengevaluasi diri.

“Ujian Allah begitu beratnya kepada kami. Biarlah menjadi introspeksi," lanjut dia.

Baca juga: Hati-hati, Beredar Surat Bantuan untuk Pondok Pesantren Mengatasnamakan Kemenag

7. Pesantren tidak berizin Kemenag

Terpisah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur mengungkapkan pesantren di Kediri tempat korban mengalami penganiayaan ternyata tidak memiliki izin dari Kementerian Agama.

Kepala Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kanwil Kemenag Jatim As’adul Anam menjelaskan, pesantren Al Hanifiyah Kediri tidak mengantongi izin operasional pesantren.

Padahal, di tempat tersebut ada 93 santri dan pesantren beroperasi sejak 2014.

Dia mengakui, pihak Kemenag Jawa Timur bertanggung jawab mengawasi pesantren tersebut. Namun, pihaknya belum bisa menutup pesantren itu.

Pihaknya menyebutkan, sekolah dan pesantren adalah entitas yang berbeda. Sekolah yang izinnya dicabut akan otomatis berhenti beroperasi. Namun, pesantren tetap bisa beroperasi karena sifatnya non-formal.

Untuk mencegah kejadian serupa terjadi, pihaknya telah mengadakan sejumlah kegiatan termasuk sosialisasi pesantren ramah anak, pelatihan satuan tugas pesantren ramah anak, dan bekerjasama dengan UNICEF.

"Kami, Kanwil Kemenag Jatim menyatakan sikap sangat menyayangkan adanya kasus kekerasan dalam pesantren,” imbuhnya.

(Sumber: Kompas.com/Rizki Alfian Restiawan, Laksmi Pradipta Amaranggana, M Agus Fauzul Hakim | Editor: Pythag Kurniati, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Rachmawati, Aloysius Gonsaga AE)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Terdampak Balon Isi Sampah dari Korut, Warga Korsel Bingung Minta Ganti Rugi ke Siapa

Tren
Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Video Viral Bocah Jatuh dari JPO Tol Jatiasih karena Pagar Berlubang, Jasa Marga Buka Suara

Tren
Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Iuran Tapera Dinilai Belum Bisa Dijalankan, Ini Alasannya

Tren
Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Maladewa Larang Warga Israel Masuk Negaranya, Solidaritas untuk Palestina

Tren
Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Syarat dan Cara Daftar PPDB Jabar 2024, Akses di Sapawarga atau Klik ppdb.jabarprov.go.id

Tren
Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Profil Bambang Susantono dan Dhony Rahajoe, Kepala dan Wakil Kepala IKN yang Mengundurkan Diri

Tren
Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

Heboh Orang Ngobrol dengan Layar Bioskop di Grand Indonesia, Netizen: Sebuah Trik S3 Marketing dari Lazada Ternyata

BrandzView
Pelari Makassar Meninggal Diduga 'Cardiac Arrest', Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Pelari Makassar Meninggal Diduga "Cardiac Arrest", Kenali Penyebab dan Faktor Risikonya

Tren
Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Respons MUI, Muhammadiyah, dan NU soal Izin Usaha Tambang untuk Ormas

Tren
Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Cara Mengurus Pembuatan Sertifikat Tanah, Syarat dan Biayanya

Tren
Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Mengenal Teori Relativitas Albert Einstein, di Mana Ruang dan Waktu Tidaklah Mutlak

Tren
Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Ahli Klaim Pecahkan Misteri Lokasi Lukisan Mona Lisa Dibuat, Ini Kotanya

Tren
Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com