Panjang gelombang yang lebih pendek, seperti cahaya biru, tersebar ke luar, sedangkan panjang gelombang yang lebih panjang, seperti merah, dibiaskan ke dalam umbra Bumi.
Ketika bulan melewati umbra Bumi saat terjadi gerhana Bulan total, cahaya merah terpantul di permukaan Bulan, sehingga membuat bulan tampak berwarna merah.
Baca juga: Tahun Baru Imlek 2024, Fenomena New Moon dan Super New Moon Nyaris Berbarengan
Gerhana Bulan hanya dapat terjadi saat Bulan purnama dan Anda dapat menyaksikannya tanpa perlu peralatan khusus, layaknya untuk melihat gerhana matahari.
Mengutip laman NASA, ada tiga jenis gerhana bulan tergantung pada posisi matahari, bumi, dan bulan pada saat fenomena tersebut terjadi, yaitu:
Terjadi ketika bulan bergerak ke bagian dalam bayangan Bumi, atau umbra. Sebagian sinar matahari yang melewati atmosfer bumi mencapai permukaan Bulan, meneranginya dengan redup.
Semakin banyak debu atau awan di atmosfer Bumi selama gerhana, semakin merah Bulan tampak.
Baca juga: Fenomena Langka Super Blue Moon Hiasi Langit Malam Ini, Kapan Akan Terjadi Lagi?
Jenis ini terjadi ketika Bulan bergerak melalui penumbra Bumi, atau bagian terluar bayangannya yang samar. Bulan akan sedikit redup sehingga sulit untuk diperhatikan.
Keselarasan Matahari, Bumi, dan Bulan yang tidak sempurna mengakibatkan Bulan hanya melewati sebagian umbra Bumi.
Bayangan bumi tumbuh dan kemudian surut tanpa pernah menutupi permukaan Bulan seluruhnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.