Brsama pasukannya, ia bertugas menjaga perdamaian di sepanjang perbatasan Israel dan Libanon Selatan, ketika Israel dan Hizbullah terlibat perang selama 34 hari.
Pada 2007, AHY mendapat kenaikan jabatan sebagai Kompi Yonif Linud 305/Tengkorak.
Pada 2011, ia mengikuti pendidikan US Army Maneuver Captain Career Course di Fort Benning, AS.
Menteri Pertahanan Prof Dr Juwono Sudarsono sempat meminta AHY untuk bergabung dalam tim pendirian Universitas Pertahanan pada 2013.
AHY ditugaskan sebagai Dosen Pascasarjana pada program Manajemen Pertahanan, Universitas Pertahanan.
Baca juga: Jokowi dan AHY Bertemu di Yogyakarta, Apa yang Dibahas?
Karier AHY berlanjut sebagai Kepala Seksi Operasi di Brigade Infanteri Udara 17 Kujang 1 Kostrad dan Komandan Batalyon Infanteri Mekanis 203 Arya Kemuning pada 2016.
Meski memiliki rekam jejak yang mumpuni dan latar belakang pendidikan yang mentereng, AHY memutuskan untuk mundur dari TNI pada 2017.
Ia meninggalkan TNI untuk maju sebagai calon Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022. Pada saat itu, ia berpasangan dengan Sylviana Murni.
AHY dan Sylviana diusung oleh empat partai, yakni Partai Demokrat, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Meski gagal melenggang sebagai Gubernur DKI Jakarta, perjalanan AHY di dunia politik tidak berhenti.
Pada 2017, ia ditunjuk sebagai Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) oleh Ketua Umum Partai Demokrat, SBY.
Selanjutnya, AHY ditugaskan sebagai Wakil Ketua Umum Partai Demokrat pada Oktober 2019.
Kongres V Partai Demokrat yang diselenggarakan pada 15 Maret 2020 di Jakarta kemudian memilih AHY secara aklamasi sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020–2025.
Baca juga: Pertemuan Puan-AHY, Babak Baru Konstelasi Politik Nasional
Merujuk laman LHKPN KPK, AHY memiliki harta kekayaan sebesar Rp 15.291.805.024.
Harta kekayaan tersebut dilaporkan AHY ketika ia mendaftarkan diri sebagai calon Gubernur DKI Jakarta pada 3 Oktober 2016.