“Pesan saya kepada dunia Arab, khususnya negara-negara Teluk, di mana Anda berada? Karena mereka menghasilkan miliaran setiap hari dari pendapatan minyak," ujarnya.
Sebagian kecil dari pendapatan minyak tersebut akan membuat masalah keuangan UNRWA hilang dalam sekejap. Kesenjangan yang tidak masuk akal yang ditimbulkan oleh negara-negara Barat ini akan segera terisi,” sambungnya.
Menurutnya, banyak warga di Timur Tengah kini menghadapi kelaparan, sehingga negara-negara Arab perlu mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini.
Baca juga: Siapa Itu Motaz Azaiza, Jurnalis Palestina yang Akhirnya Keluar dari Gaza
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini mengatakan, penangguhan donasi adalah tindakan yang tidak bertanggung jawab.
“Akan sangat tidak bertanggung jawab jika memberikan sanksi kepada sebuah Badan dan seluruh komunitas yang dilayaninya karena tuduhan tindakan kriminal terhadap beberapa individu, terutama pada saat perang, pengungsian dan krisis politik di wilayah tersebut,” tuturnya.
Sementara pengacara sekaligus mantan direktur dari kantor hukum untuk UNRWA, Johann Soufi mengatakan, memberi sanksi kepada UNRWA sama dengan menghukum penduduk Gaza keseluruhan.
“Memberi sanksi kepada UNRWA yang hampir tidak bisa menjaga seluruh penduduk Gaza tetap hidup, sama saja dengan menghukum secara kolektif penduduk Gaza yang hidup dalam kondisi kemanusiaan yang sangat buruk,” kata Johann.
Mantan juru bicara UNRWA Chris Gunness menilai, ada serangan politik terkoordinasi terhadap badan PBB tersebut.
“Israel mengatakan mereka tidak bisa memenangkan perang di Gaza kecuali UNRWA dibubarkan. Jadi sinyal lebih jelas apa yang Anda inginkan?” ucapnya.
Baca juga: Mengenang dr Mueen, Alumni UGM dan UNS yang Jadi Korban Serangan Israel di Gaza
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.