Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Agung Setiyo Wibowo
Author

Konsultan, self-discovery coach, & trainer yang telah menulis 28 buku best seller. Cofounder & Chief Editor Kampusgw.com yang kerap kali menjadi pembicara pada beragam topik di kota-kota populer di Asia-Pasifik seperti Jakarta, Singapura, Kuala Lumpur, Manila, Bangkok, Dubai, dan New Delhi. Founder & Host The Grandsaint Show yang pernah masuk dalam Top 101 podcast kategori Self-Improvement di Apple Podcasts Indonesia versi Podstatus.com pada tahun 2021.

Menjaga Fokus di Abad Digital

Kompas.com - 17/01/2024, 11:57 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kita sekarang tahu bahwa multitasking – yaitu melakukan banyak hal pada waktu yang sama – bukanlah suatu pilihan.

Dengan mencoba melakukan ini, kita kehilangan banyak energi (kita sebenarnya beralih antartugas) dan membatasi diri untuk melakukan tugas apa pun dengan baik.

Kita tidak mampu memberikan perhatian yang cukup pada hal-hal penting, mungkin mengalami stres, dan bahkan mulai merasa kewalahan. Pada akhirnya tidak akan punya cukup energi untuk berkonsentrasi pada hal yang benar-benar penting.

Lantas, bagaimana jurus untuk menjaga tingkat fokus kita di tengah gempuran informasi yang tak tak terbendung?

Pertama, menetapkan niat. Selama kita siap dan jelas mengenai apa yang penting, ketika sudah memutuskan dengan pasti di mana harus memusatkan perhatian, akan lebih sulit untuk terjebak dalam momen gangguan.

Selama aktivitas sehari-hari, kita dapat mengurangi banyak stres jika mempunyai tujuan di depan pikiran. Kita dapat memilih apa yang paling penting dan menetapkan niat positif untuk maju.

Kedua, menerapkan aturan ABC. Kita perlu menyadari bahwa selalu punya pilihan. Kita bisa menyerah pada gangguan tersebut, atau terus melakukan apa yang penting.

Setelah mengetahui hal itu, kita bisa bernapas dalam-dalam. Mengambil jarak dan rileks.

Ketiga, memilih opsi apa yang akan diikuti. Ini akan memperlambat respons impulsif kita, memberi waktu untuk mengabaikan gangguan tersebut dan melanjutkan hal-hal yang lebih penting.

Keempat, memanfaatkan alat dan teknologi online. Rentang perhatian kita sangat kecil ketika harus bersaing dengan semua bunyi bip dan getaran yang berasal dari gadget kesayangan.

Peringatan dan pemberitahuan itu mengirimkan pesan ke otak bahwa ada hal lain yang sangat membutuhkan perhatian kita.

Otak melepaskan dopamin yang mungkin menyebabkan kecanduan terhadap sinyal-sinyal ini. Sementara itu, sebagian besar notifikasi jarang bersifat mendesak atau bahkan relatif tidak penting.

Kita dapat menggunakan alat online sederhana dan gratis atau teknologi lain untuk membantu mengelola saluran komunikasi.

Ini juga akan membantu mengetahui bahwa tidak setiap notifikasi bersifat mendesak dan ini akan memungkinkan merasakan konsentrasi yang dapat kita nikmati tanpa gangguan.

Berdasarkan pengalaman penulis, terdapat sejumlah aplikasi yang dapat kita coba manfaatkan. Di antaranya adalah ClickUp, Focus Bear, Forest, Serene, dan Taskade.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com