Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Fakta tentang Lukisan The Last Supper Karya Leonardo da Vinci

Kompas.com - 15/01/2024, 19:15 WIB
Muhammad Zaenuddin

Penulis

KOMPAS.com - Leonardo da Vinci merupakan salah satu pelukis hebat era Renaisans, yang karya-karyanya populer sampai sekarang.

Leonardo memiliki tradisi dan teknik artistik unik. Ia menciptakan komposisi inovatif serta bereksperimen dengan metode ruang dan obyek tiga dimensi pada permukaan dua dimensi.

Eksperimennya memengaruhi banyak karya seni selanjutnya dan sering menjadi standar representasi di masa sekarang ini.

Mona Lisa mungkin menjadi lukisan Leonardo da Vinci yang paling banyak dikenali. Namun, ada beberapa karya lain yang juga tidak kalah populer, salah satunya The Last Supper.

Baca juga: Mengenal Les Demoiselles dAvignon, Lukisan Kontroversial Karya Pablo Picasso


Dikutip dari laman Britannica, lukisan The Last Supper atau Perjamuan Terakhir dipesan oleh bangsawan Milan, Ludovico Sforza untuk biara Dominika di Santa Maria delle Grazie.

The Last Supper menggambarkan narasi berurutan, Leonardo mengilustrasikan beberapa momen yang berkaitan erat dalam Injil.

Leonardo da Vinci memulai menciptakan salah satu karya seni paling berpengaruh dalam sejarah ini pada 1495.

The Last Supper kemudian menjadi salah satu karya seni populer dunia yang banyak diinterpretasi dan menimbulkan banyak asumsi maupun teori.

Baca juga: Tak Hanya Mona Lisa, Berikut 7 Karya Populer Leonardo da Vinci

Dilansir dari laman Leonardodavinci.net, berikut adalah beberapa fakta menarik tentang The Last Supper:

1. Sebuah eksperimen yang gagal

Lukisan dinding tradisional umumnya ditulis di dinding plester basah oleh para ahli Renaisans, namun Leonardo bereksperimen dengan cat tempura di dinding plester kering saat melukis The Last Supper

Sayangnya, percobaan tersebut tidak berhasil, karena catnya tidak menempel dengan baik dan mulai terkelupas hanya beberapa dekade setelah pekerjaan selesai.

2. Menggunakan palu dan paku sebagai alat bantu

Apa yang membuat The Last Supper begitu mencolok adalah sudut pandang lukisannya, yang seakan mengundang penikmatnya untuk langsung masuk ke dalam adegan dramatis.

Untuk mencapai ilusi ini, da Vinci menancapkan paku ke dinding, lalu mengikatkan tali padanya untuk membuat tanda dalam menciptakan sudut lukisan.

Baca juga: Mengapa Lukisan Mona Lisa Bisa Sangat Terkenal? Berikut 5 Alasannya

3. Ada tiga salinan lukisan

Tiga murid da Vinci, termasuk Giampietrino, membuat salinan The Last Supper pada awal abad ke-16. Giampietrino membuat salinan skala penuh yang sekarang ada di Royal Academy of Arts London.

Salinan kedua karya Andrea Solari ada di Museum Leonardo da Vinci di Belgia, sedangkan salinan ketiga karya Cesare da Sesto ada di Gereja Saint Ambrogio di Swiss.

4. Lukisan itu juga merupakan partitur musik.

Menurut musisi Italia Giovanni Maria Pala, da Vinci memasukkan notasi musik dalam lukisan The Last Supper.

Pada 2007, Pala menciptakan melodi berdurasi 40 detik dari nada-nada yang diduga tersembunyi di dalam adegan lukisan tersebut.

Baca juga: Mengenal Salvator Mundi, Lukisan Paling Kontroversial Karya Leonardo da Vinci

5. Bukan sepenuhnya karya da Vinci.

Lukisan The Last Supper yang ada sekarang ini dianggap bukan lagi 100 persen karya Leonardo da Vinci.

Pada akhir abad ke-20, lukisan tersebut pernah dipulihkan dengan mengandalkan foto mikroskopis, sampel inti, reflektoskopi inframerah, dan sonar untuk menghilangkan lapisan cat tambahan dan mengembalikan lapisan cat asli seakurat mungkin.

Ada kritikus yang berpendapat bahwa hanya sebagian kecil dari lukisan yang ada saat ini adalah karya Leonardo da Vinci.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com