Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Houthi di Yaman, Resmi Jadi Target Serangan AS-Inggris

Kompas.com - 12/01/2024, 14:45 WIB
Erwina Rachmi Puspapertiwi,
Mahardini Nur Afifah

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Amerika Serikat dan Inggris resmi meluncurkan serangan dari udara dan laut melawan kelompok militer Houthi di Yaman, Jumat (12/1/2024).

Serangan itu dilakukan setelah Houthi menyerang kapal-kapal komersial yang melalui Laut Merah untuk menuju Israel menggunakan pesawat tak berawak dan rudal.

Kelompok Houthi menyebut serangan terhadap rute pelayaran di Laut Merah sebagai bentuk dukungan terhadap Palestina dan Hamas yang tengah berperang dengan Israel.

Serangan itu dikonfirmasi Presiden AS Joe Biden setelah Houthi Yaman meluncurkan serangan terbesar yang mereka lakukan dengan belasan drone dan rudal, pada Selasa (9/1/2024).

“Serangan yang ditargetkan ini pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat dan mitra kami tidak akan menoleransi serangan terhadap personel kami atau membiarkan pihak yang bermusuhan membahayakan kebebasan navigasi,” kata Biden, diberitakan Reuters (12/1/2024).

Serangan yang dilakukan AS kepada Houthi menjadi serangan pertama yang terjadi di wilayah Yaman sejak 2016.

Lalu, siapa itu Houthi di Yaman dan apa perannya dalam perang antara Hamas dan Israel?

Baca juga: Mengenal Siapa Itu Hamas dan Alasannya Menyerang Israel...


Mengenal kelompok militer Houthi

Houthi adalah kelompok militer yang menguasai sebagian besar wilayah Yaman. Negara yang berada di Timur Tengah itu berbatasan dengan Laut Merah.

Dikutip dari The Guardian (12/1/2024), nama Houthi berasal dari nama sosok pendiri kelompok tersebut, Hussein Badreddin al-Houthi. Saat ini, kelompok tersebut dipimpin Abdul-Malik al-Houthi.

Houthi berdiri sejak 1999 untuk menentang pengaruh Arab Saudi di Yaman. Kelompok ini bergerak dengan ideologi melawan Israel dan AS. Houthi juga dianggap menjadi bagian dari perlawanan bersama Iran, Hamas di Gaza, dan Hizbullah di Lebanon.

Dilansir dari AP News (12/1/2024), Houthi melakukan pemberontakan kepada pemerintah Yaman pada 2014, sehingga memicu perang saudara.

Pemberontakan dilakukan karena kelompok itu memprotes tindakan korupsi dan kekejaman presiden Ali Abdullah Saleh yang sudah lama berkuasa di Yaman dan sekutu Arab Saudi.

Arab Saudi berusaha membantu Yaman dengan mengintervensi pada 2015. Namun, perang terus berlanjut dan diperkirakan menewaskan 377.000 orang hingga akhir 2021.

Arab Saudi dan Houthi akhirnya melakukan perundingan, pertukaran tahanan, dan gencatan senjata sebagai upaya damai. Namun, ikhtiar perdamaian tersebut hingga kini belum membuahkan hasil.

Kelompok yang diperkirakan memiliki 20.000 pejuang itu sekarang menguasai sebagian besar wilayah barat negaranya termasuk Laut Merah dan ibukota Sana'a.

Halaman:

Terkini Lainnya

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Deret Ormas Keagamaan yang Tak Akan Ajukan Izin Kelola Tambang

Tren
6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

6 Layanan Masyarakat yang Wajib Pakai BPJS Kesehatan, Terbaru Pembuatan SIM

Tren
Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Mengapa Sebagian Masyarakat Bisa Percaya Teori Konspirasi? Ini Alasannya

Tren
Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Darah Rendah dan Asam Lambung Disebut Punya Risiko Kematian, Dokter Ungkap Faktanya

Tren
Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Beredar Cara Cek Kebocoran Arus dengan Kode Meteran Listrik, Ini Penjelasan PLN

Tren
Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Flu Burung Mematikan Dapat Menular ke Kucing, Apa yang Harus Dilakukan Pemilik Hewan?

Tren
Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Gugat Meta, Eks Karyawan Tuding Induk Perusahaan Facebook Itu Sensor Konten Pro Palestina

Tren
Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Berapa Banyak Uang yang Bisa Membuat Orang Bahagia? Ini Kata Studi

Tren
5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

5 Sarapan Sehat untuk Menurunkan Kolesterol secara Alami, Apa Saja?

Tren
5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

5 Manfaat Minum Air Putih Sebelum Kopi di Pagi Hari, Apa Saja?

Tren
5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

5 Pilihan Ikan Rendah Merkuri, Kurangi Potensi Efek Buruk bagi Tubuh

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 7-8 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

[POPULER TREN] Pakar Teknologi Klaim Temukan MH370 di Kamboja | Cerita Para Peserta Tapera

Tren
Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Apakah Jalan Kaki 5.000 Langkah Per Hari Cukup? Ini Penjelasan Ahli

Tren
Tafsir Lain Tentang 'Saya Bukan Otak'

Tafsir Lain Tentang "Saya Bukan Otak"

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com