Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Garam Vs Gula, Mana yang Lebih Membahayakan Tubuh?

Kompas.com - 10/01/2024, 16:15 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Jika terjadi terus-menerus, keadaan ini akan menyebabkan tekanan darah tinggi pada tubuh.

Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang besar, seperti serangan jantung, stroke, serta masalah ginjal dan penglihatan.

Meskipun demikian, ada beberapa penelitian yang membantah efek samping garam yang dikonsumsi secara berlebihan tersebut.

Sebuah penelitian pada tahun 2014 terhadap lebih dari 8.000 orang dewasa di Perancis menemukan bahwa konsumsi garam tidak berhubungan dengan tekanan darah sistolik pada pria atau wanita.

Penulis penelitian mengatakan bahwa hubungan yang diasumsikan antara garam dan tekanan darah dianggap berlebihan dan lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.

Laporan Women’s Health tahun 2016 tentang garam menyebutkan tidak ada bukti yang dapat diandalkan bahwa natrium benar-benar berkontribusi terhadap tekanan darah atau masalah jantung yang terkait dengannya.

Ahli diet yang berseritifikasi di Texas, Kaleigh McMordie mengatakan bahwa masalah kesehatan yang ditimbulkan karena garam sebagian besar berasal dari makanan olahan dan restoran, bukan dari garam murni.

“Makanan ini biasanya juga tinggi lemak dan kalori, serta memberikan lebih sedikit nutrisi dibandingkan makanan segar yang disiapkan di rumah,” kata McMordie.

Baca juga: Potensi Manfaat Air Kelapa untuk Menurunkan Gula Darah Penderita Diabetes

Efek samping konsumsi gula bagi tubuh

Gula alami yang kita temukan dalam buah-buahan, susu, dan sumber lainnya akan bermanfaat bagi tubuh.

Namun gula yang ditambahkan dalam makanan kemasan akan berdampak pada tubuh apabila dikonsumsi melebihi batas, dilansir dari Healthside.

Konsumsi produk dengan gula tambahan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gagal ginjal.

Tubuh melepaskan insulin untuk menggunakan gula sebagai energi untuk berkembang.

Namun bila dikonsumsi terlalu banyak, tubuh akan mengalami kondisi yang dinamakan resistensi insulin.

Kondisi ini akan memaksa tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin, yang kemudian akan menyimpan lebih banyak lemak.

Secara bertahap, resistensi insulin dan penambahan berat badan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.

Oleh karena itu, WHO merekomendasikan konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 36 gram atau sembilan sendok teh per hari.

Untuk menjaga asupan gula dan garam terkendali, McMordie menyarankan untuk fokus pada sumber karbohidrat bergizi, seperti biji-bijian, produk susu, dan buah-buahan.

Selain itu, hindari makanan yang mengandung gula rafinasi dan bahan olahan yang kurang baik untuk tubuh.

Baca juga: Khasiat Mengkudu untuk Menurunkan Gula Darah, Cocok bagi Penderita Diabetes Tipe 2

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Gaji Ke-13 PNS Cair Mulai Hari Ini, Cek Penerima dan Komponennya!

Tren
Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Rujak dan Asinan Indonesia Masuk Daftar Salad Buah Terbaik Dunia 2024

Tren
Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tak Hanya Menggunakan Suara, Kucing Juga Berkomunikasi dengan Bantuan Bakteri

Tren
Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Sosok dan Kejahatan Chaowalit Thongduang, Buron Nomor Satu Thailand yang Ditangkap di Bali

Tren
Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Cara Mendapatkan Kartu BPJS Ketenagakerjaan Digital melalui Jamsostek Mobile

Tren
9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

9 Rekomendasi Makanan yang Membantu Menunjang Fungsi Otak, Apa Saja?

Tren
Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Meski Kaya Kolagen, Ini Jenis Kulit Ikan yang Tak Boleh Dimakan

Tren
Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Bentuk Bumi Disebut Bukan Bulat Sempurna tapi Berbenjol, Ini Penjelasan BRIN

Tren
'Perang' Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

"Perang" Kesaksian soal Keterlibatan Pegi dalam Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Pemadanan NIK Jadi NPWP, Ini yang Perlu Dipahami

Tren
Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Mukesh Ambani Tak Lagi Jadi Orang Terkaya Asia, Ini Penyebabnya

Tren
Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Jalan Kaki 30 Menit Membakar Berapa Kalori?

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 3-4 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 2-3 Juni | Orang dengan Gangguan Kesehatan Tertentu yang Tak Dianjurkan Minum Air Kelapa

Tren
Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Amankah Tidur dengan Posisi Kepala, Badan, dan Kaki Tidak Sejajar?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com