Jika terjadi terus-menerus, keadaan ini akan menyebabkan tekanan darah tinggi pada tubuh.
Tekanan darah yang tidak terkontrol dapat menyebabkan masalah kesehatan yang besar, seperti serangan jantung, stroke, serta masalah ginjal dan penglihatan.
Meskipun demikian, ada beberapa penelitian yang membantah efek samping garam yang dikonsumsi secara berlebihan tersebut.
Sebuah penelitian pada tahun 2014 terhadap lebih dari 8.000 orang dewasa di Perancis menemukan bahwa konsumsi garam tidak berhubungan dengan tekanan darah sistolik pada pria atau wanita.
Penulis penelitian mengatakan bahwa hubungan yang diasumsikan antara garam dan tekanan darah dianggap berlebihan dan lebih kompleks dari yang diperkirakan sebelumnya.
Laporan Women’s Health tahun 2016 tentang garam menyebutkan tidak ada bukti yang dapat diandalkan bahwa natrium benar-benar berkontribusi terhadap tekanan darah atau masalah jantung yang terkait dengannya.
Ahli diet yang berseritifikasi di Texas, Kaleigh McMordie mengatakan bahwa masalah kesehatan yang ditimbulkan karena garam sebagian besar berasal dari makanan olahan dan restoran, bukan dari garam murni.
“Makanan ini biasanya juga tinggi lemak dan kalori, serta memberikan lebih sedikit nutrisi dibandingkan makanan segar yang disiapkan di rumah,” kata McMordie.
Baca juga: Potensi Manfaat Air Kelapa untuk Menurunkan Gula Darah Penderita Diabetes
Gula alami yang kita temukan dalam buah-buahan, susu, dan sumber lainnya akan bermanfaat bagi tubuh.
Namun gula yang ditambahkan dalam makanan kemasan akan berdampak pada tubuh apabila dikonsumsi melebihi batas, dilansir dari Healthside.
Konsumsi produk dengan gula tambahan secara berlebihan dapat menyebabkan masalah kesehatan, termasuk penambahan berat badan, diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan gagal ginjal.
Tubuh melepaskan insulin untuk menggunakan gula sebagai energi untuk berkembang.
Namun bila dikonsumsi terlalu banyak, tubuh akan mengalami kondisi yang dinamakan resistensi insulin.
Kondisi ini akan memaksa tubuh untuk menghasilkan lebih banyak insulin, yang kemudian akan menyimpan lebih banyak lemak.
Secara bertahap, resistensi insulin dan penambahan berat badan dapat menyebabkan diabetes tipe 2.
Oleh karena itu, WHO merekomendasikan konsumsi gula sebaiknya tidak lebih dari 36 gram atau sembilan sendok teh per hari.
Untuk menjaga asupan gula dan garam terkendali, McMordie menyarankan untuk fokus pada sumber karbohidrat bergizi, seperti biji-bijian, produk susu, dan buah-buahan.
Selain itu, hindari makanan yang mengandung gula rafinasi dan bahan olahan yang kurang baik untuk tubuh.
Baca juga: Khasiat Mengkudu untuk Menurunkan Gula Darah, Cocok bagi Penderita Diabetes Tipe 2
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.