Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria di Tangerang Idap Obesitas dan Limfedema, Kaki Bengkak hingga 50 Kg

Kompas.com - 10/01/2024, 14:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Hanya bisa duduk dan berbaring

Bukan hanya limfedema, Engky juga mengidap kelebihan berat badan atau obesitas yang menyulitkannya melakukan aktivitas sehari-hari.

Pria dengan berat badan sekitar 230 kilogram ini pun mengaku hanya bisa duduk dan berbaring.

"Mau bangun saja susah, cuma bisa di kasur sama duduk. Semua dibantu ibu. Kadang kalau ibu lagi tidak ada di rumah bingung mau minta tolong siapa," kata dia.

Selama ini, Engky hanya mendapat bantuan donasi kursi roda dan makanan dari pemerintah desa, camat, dan dinas sosial.

Namun, dia mengharapkan adanya bantuan biaya operasi agar penyakitnya segera sembuh.

"Saya berharapnya sembuh total, agar bisa beraktivitas dan mencari kerja lagi," harap Engky.

Baca juga: Kasus Obesitas Bermunculan, Mengapa Berat Badan Bisa Capai Ratusan Kilogram?

RSUD Tangerang upayakan kurangi beban kaki

Terpisah, Wakil Direktur Pelayanan RSUD Kabupaten Tangerang Mohamad Rifki mengatakan, Engky saat ini sedang ditangani tenaga kesehatan.

Menurutnya, pasien limfedema dengan kelebihan berat badan itu dirawat sebagai peserta BPJS Kesehatan.

"Sebelumnya pasien ini telah mengalami kendala lebih dari dua tahun dan pernah ditangani di RSCM. Saat ini atas inisiatif Pak RT dan pendamping dari kelurahan dan juga puskesmas untuk dirawat di RSUD Kabupaten Tangerang," katanya, dikutip dari Antara, Senin (8/1/2024).

Secara umum, kondisi Engky relatif stabil, dengan tekanan darah, pernapasan, dan organ lainnya dalam keadaan normal.

Namun, Rifki menerangkan, untuk memastikan kondisi pasien, pihaknya akan memantau secara intensif oleh beberapa dokter spesialis yang tergabung dalam tim kesehatan IGD RSUD Kabupaten Tangerang.

"Melihat kondisinya pasien mesti penanganan multidisiplin dari dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis bedah, spesialis gizi, dan terkait lainnya," ucapnya.

Sementara itu, untuk keadaan penyakit limfedema pada kaki kiri pasien, masih dalam tahap pemeriksaan oleh tim dokter.

Rifki mengatakan, saat ini upaya sementara yang dilakukan hanya untuk mengurangi berat badan pasien agar beban kakinya semakin berkurang.

"Untuk penyakit penyerta kita belum tahu, kita akan cek semuanya kalau bisa ditangani akan ditangani. Kalau penanganan lebih spesifik kita akan koordinasi dengan ke RSCM. Jadi tidak dirujuk gitu saja," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Pakai Jasa Pendorong Ilegal, 5 Anggota Jemaah Haji Indonesia Berurusan dengan Polisi Arab Saudi

Tren
Cerita Warga yang Alami 'Blackout' di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Cerita Warga yang Alami "Blackout" di Sumatera: Tak Bisa Masak Nasi, Borong Genset agar Es Krim Tak Mencair

Tren
Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Terobosan Baru, Alat Kontrasepsi Gel KB untuk Pria, Seberapa Efektif?

Tren
China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

China Angkut Bebatuan dari Sisi Terjauh Bulan, Apa Tujuannya?

Tren
Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Pelanggan PLN yang Terdampak Pemadaman Listrik Total Berhak Dapat Kompensasi, Berapa Besarannya?

Tren
Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Perbedaan Seragam Astronot Putih dan Oranye, Berikut Masing-masing Fungsinya

Tren
5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

5 Negara dengan Cuti Melahirkan Paling Lama, Ada yang sampai 14 Bulan

Tren
WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

WHO: Warga Gaza Mulai Makan Pakan Ternak dan Minum Air Limbah

Tren
Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Ini Syarat Pekerja Dapat Cuti Melahirkan 6 Bulan Sesuai dengan UU KIA

Tren
Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Aturan UU KIA: Cuti Melahirkan Sampai 6 Bulan Berlaku Kapan, untuk Siapa, dan Gajinya

Tren
Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Studi 25 Tahun Ungkap Pola Makan Mencegah Kematian Dini pada Wanita

Tren
Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Pengamat Khawatirkan Cuti Melahirkan 6 Bulan Bisa Picu Diskriminasi Wanita di Ruang Kerja

Tren
Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Mengenal Vitamin P atau Flavonoid dan Manfaatnya bagi Kesehatan, Apa Saja?

Tren
Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Cerita Mahasiswa Indonesia Penerjemah Khotbah Jumat di Masjid Nabawi

Tren
Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Kenapa Kita Sering Merasa Diawasi? Ini 4 Alasan Psikologisnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com