Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komentari Jalannya Debat, Jokowi Dinilai Bersikap Tak Elegan dan Tunjukkan Keberpihakannya

Kompas.com - 09/01/2024, 19:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Timbulkan beragam penafsiran

Menanggapi hal itu, pengamat politik Universitas Gadjah Mada (UGM) Kuskridho Ambardi mengatakan, klaim saling serang dalam debat juga perlu dijelaskan secara rinci.

Pasalnya, kritik selama ini memang ditujukan untuk menyerang lawan.

Bukan menyerang pribadi, pria yang akrab disapa Dodi ini menilai, para capres hanya mempertanyakan konsistensi lawannya ketika berkuasa.

Bagi Dodi, hal tersebut merupakan hal yang lumrah dalam sebuah debat.

"Mengontraskan antara pernyataan kandidat dengan kenyataan adalah kritik tentang konsistensi, antara apa yang diucapkan kandidat dengab praktik saat berkuasa. Dan itu serangan yang biasa saja. Apakah itu harus dibuang?" ujarnya saat dihubungi secara terpisah, Selasa.

Kendati demikian, Dodi menuturkan bahwa komentar Jokowi terkait perbaikan kualitas debat, masih dalam batas wajar.

Baca juga: Prabowo Ingin Impor Sapi India untuk Program Susu Gratis, Apakah Lebih Berkualitas dari Sapi Lokal?

Namun, komentar perbaikan itu semestinya dijelaskan secara rinci untuk menghindari penafsiran-penafsiran tertentu.

"Karena tidak adanya spesifikasi tentang cara perbaikannya, selain menyebut penekanan visi-misi, penafsirannya menjadi terbuka," jelas dia.

Terlepas dari itu, ia berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) bisa memberikan keleluasaan lebih besar pada moderator untuk mengatur jalannya debat, khususnya ketika pertukaran gagasan dan visi-misi capres berlangsung.

Sebab, dalam praktiknya, moderator selama ini justru ini lebih sering mengatur soal kedisiplinan.

"Sepertinya, penekanan pada kedisplinan terlalu banyak. Sehingga, ini juga mengurangi ketajaman, kedalaman diskusi, dan adu gagasan," imbuhnya.

Baca juga: Grace Natalie Datangi Meja Moderator Saat Jeda Debat Ketiga Pilpres 2023, Ini Penjelasannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com