Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Natal 2023 Diwarnai Fenomena Cuaca Panas Terik, Apa Penyebabnya?

Kompas.com - 24/12/2023, 13:45 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Natal di luar negeri seperti Eropa biasanya identik dengan salju dan musim dingin. Sementara di Indonesia, Natal di bulan Desember tahun-tahun sebelumnya telah masuk musim hujan. 

Tetapi fenomena tahun ini terasa berbeda. Natal 2023 diwarnai dengan cuaca panas terik seperti musim kemarau panjang. 

Di media sosial, sejumlah warganet masih mengeluhkan cuaca panas yang terjadi menjelang Natal 2023.

Beberapa mengungkapkan, cuaca menjelang Natal tahun ini tak seperti tahun kemarin.

"Plis deh ujan :( Biasanya kalo tanggal segini ujan. Gue mau nonton film natal ditemeni ujan dan bukan cuaca panas cuk :(," tulis @xu__qin08.

"Mengharapkan suasana #Natal yang adem2 sahdu... tapi ya sudahlah yah... Panas poll sekalipun, perayaan #Christmas sudah dekaaaat... Cuaca panas, tapi hati kudu adeeeem... :)," tulis @RiaTumimomor.

"Efek cuaca soalny. Udh terbiasa yg namanya Desember mendekati natal tahun baru selalu hujan tp kali ini cuaca terik panas bgt. Jadi mood berpengaruh," tulis @sality21.

Lantas, apa penyebab cuaca panas yang terjadi jelang Natal 2023?

Baca juga: BMKG Sebut Cuaca Panas Disebabkan El Nino, Sampai Kapan Berlangsung?


Penjelasan BMKG

Deputi Bidang Meteorologi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Guswanto mengatakan, berdasarkan analisisnya, perkembangan cuaca di wilayah Indonesia masih sangat dinamis selama periode Natal 2023 dan tahun baru (nataru) 2024.

Ia mengatakan, hujan dengan intensitas lebat dan potensi suhu panas terik masih dapat terjadi di sebagian wilayah Indonesia.

"Berdasarkan data observasi sepekan terakhir, hujan intensitas lebat masih terkonsentrasi di sebagian Sumatera Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Riau, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Tenggara," ujar Guswanto kepada Kompas.com, Minggu (24/12/2023).

Sementara itu, di sebagian wilayah lain seperti wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara termasuk Jabodetabek, kondisi cuaca umumnya masih cerah-berawan disertai dengan suhu yang cukup terik pada siang hari.

Kondisi tersebut diprediksikan masih bertahan hingga dua hari mendatang. 

Baca juga: Prakiraan Cuaca Saat Natal dan Tahun Baru 2024, Adakah Cuaca Ekstrem?

Penyebab cuaca panas jelang Natal 2023

Meski diprediksi telah memasuki musim hujan, namun sebagian wilayah di Indonesia masih mengalami cuaca terik hingga akhir Desember 2023.

Prakirawan cuaca BMKG pusat M. Hakiki menyampaikan, adanya cuaca panas terik yang terjadi di akhir Desember 2023 ini dipicu oleh beberapa fenomena dinamika atmosfer seperti sirkulasi angin di Laut China Selatan (LCS).

"Sirkulasi angin di Laut China Selatan (LCS) masih menghambat aliran massa udara basah dari Asia ke wilayah Indonesia, sehingga potensi hujan lebat masih terkonsentrasi di wilayah Sumatera dan Kalimantan Barat," ujarnya terpisah.

Hakiki melanjutkan, sirkulasi angin di LCS ini diidentifikasi sebagai Bibit Siklon Tropis 18W yang bergerak ke arah barat menuju daratan Semenanjung Malaysia dan berpotensi rendah menjadi sistem siklon tropis.

Sirkulasi angin di LCS tersebut juga secara tidak langsung memberikan dampak terhadap kurangnya potensi pertumbuhan awan di wilayah selatan ekuator.

Selain itu, kondisi tersebut juga diperkuat dengan adanya fase kering fenomena MJO (Madden Jullian Oscillation) di sebagian wilayah Indonesia, sehingga turut memicu kurangnya tutupan awan pada siang hari.

Pada akhirnya, ini mengakibatkan pada siang hari kondisi suhu cukup panas dan terik dengan kisaran suhu dapat mencapai 35-37 derajat Celsius.

"Kondisi suhu terik pada siang hari ini diprediksikan masih dapat terjadi hingga 2-3 hari ke depan di sebagian wilayah Jawa-Nusa Tenggara," terangnya.

Baca juga: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang Saat Natal dan Tahun Baru 2024

Halaman:

Terkini Lainnya

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Kenapa Pintu Pesawat Berada di Sisi Kiri? Ini Sejarah dan Alasannya

Tren
Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Teringat Kasus Jessica Wongso, Otto Hasibuan Beri Bantuan Hukum Terpidana Kasus Pembunuhan Vina Cirebon

Tren
Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Jadwal Puasa Zulhijah, Tarwiyah, dan Arafah Jelang Idul Adha 2024

Tren
Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Profil Ilham Habibie, Direkomendasikan Maju Pilkada Jabar oleh Nasdem

Tren
Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Curhat Jokowi, Mengaku Bingung Saat Cari Tempat Makan di IKN

Tren
Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Benarkah Jokowi Melarang Kaesang Maju Pilkada Jakarta 2024?

Tren
Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Deretan Jenderal Polisi yang Duduki Jabatan Sipil 2024, Terbaru Irjen Risyapudin Nursin

Tren
Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Starlink Elon Musk Masuk Pedalaman Brasil, Dikeluhkan Tetua Suku Bikin Anak Muda Malas

Tren
Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Bukan karena Cobek dan Ulekan Batu, Ini Penyebab Munculnya Batu Ginjal

Tren
Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Kisah Bayi 2 Hari Alami Radang Otak Usai Dicium Pembawa Herpes

Tren
Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Cerita Rokiah, Jemaah Haji Difabel Indonesia yang Berangkat Seorang Diri, Kini Bertemu Sahabat Baru

Tren
Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Turis Digigit Monyet Saat Berkunjung ke Monkey Forest Ubud, Mengaku Suntik Antirabies Rp 97 Juta

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com