Tumbuhan bawah yang sebagian besar terdiri dari lumut, lichen, dan semak kecil, diperkirakan menghasilkan biomassa pengurai yang lebih sedikit karena ukuran tanaman lebih kecil.
Noora Kantola, peneliti di Universitas Oulu di Finlandia utara, telah mempelajari dampak penggembalaan rusa kutub dan perubahan kedalaman salju terhadap emisi CO2 di semak-semak di dua hutan di Finlandia utara selama empat tahun terakhir.
Dia mengatakan bahwa efek tersebut dapat berdampak dalam jangka waktu yang sangat lama.
Penelitian menunjukkan bahwa semak mempercepat pencairan salju di musim semi karena semak memerangkap panas dan menghasilkan kehangatan melalui ranting gelap yang menjulur di atas salju.
Nah, rusa kutub, dapat membantu memperlambat pencairan dan menjaga lapisan salju dengan cara memakan semak-semak yang sudah tumbuh rimbun.
Baca juga: 100 Pasien Anak Diterbangkan ke Kutub Utara untuk Rayakan Natal di Rumah Sinterklas
Dilansir dari NASA, selama beberapa dekade, satelit telah digunakan untuk memantau vegetasi di Arktik.
Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa rusa kutub dapat memengaruhi vegetasi, termasuk mengurangi kehijauan dan kelimpahan lumut, memperlambat perambatan semak belukar, dan meningkatkan nitrogen tanah.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa peningkatan tekanan herbivora dari rusa kutub dapat mengimbangi pemanasan iklim di Semenanjung Yamal.
Hal ini menunjukkan bahwa peternakan rusa kutub semi-domestikasi dapat menjadi strategi pengelolaan lingkungan yang efektif untuk mempertahankan lanskap tundra terbuka dalam menghadapi perubahan iklim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya