Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Hendry Roris P Sianturi
Pengajar

Pengajar di Universitas Singaperbangsa Karawang, Lulusan Pasca Sarjana Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia

Darurat Kekerasan Digital terhadap Pers

Kompas.com - 22/12/2023, 10:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

UPAYA mendelegitimasi posisi media massa dan jurnalis (pers) sebagai pilar keempat demokrasi terus berlanjut. Salah satu praktik yang marak sekarang ini adalah kekerasan secara digital (online).

Intimidasi ini acap kali muncul, setelah jurnalis atau media massa mempublikasi berita kritis ke publik.

Misalnya baru-baru ini, situs dan aplikasi milik Harian Kompas, yakni Kompas.id mengalami serangan digital, yang mengakibatkan berita Kompas sulit diakses dari kanal tersebut.

Pihak Kompas resmi mengumumkan kekerasan digital ini melalui platform media sosial X mereka pada 15 Desember lalu.

Baca juga: Situs Web Kompas.id Diserang Setelah Memublikasi Hasil Investigasi Judi Online

Serangan tersebut muncul, setelah Kompas memublikasikan berita-berita investigasi mengenai judi online. Kompas setidaknya telah memublikasi 19 tulisan terkait investigasi judi online (Kompas.com, 2023).

Satu berita yang cukup mengguncang dan menjadi headline Harian Kompas, yaitu berita berjudul WNI Kendalikan Judi Daring dari Kamboja.

Masih pada tahun yang sama, situs Project Multatuli (PM), salah satu media massa alternatif di Indonesia, juga beberapa kali mengalami penyerangan digital.

Contohnya serangan digital ketika PM memberitakan kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur di kota Baubau, Sulawesi Tenggara.

Mirip dengan Kompas, serangan digital menyebabkan publik kesulitan mengakses berita-berita di situs PM. Kesamaan serangan ini menunjukkan bahwa pembungkaman terhadap pers secara digital karena pemberitaan, semakin serius. Bahkan sudah status darurat.

Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia mencatat sepanjang Januari 2023 - Desember 2023, telah terjadi 13 serangan digital yang dialami media massa dan jurnalis. Mayoritas serangan dilakukan setelah media massa dan jurnalis memublikasikan berita-berita kritis.

Di era proliferasi teknologi sekarang ini terjadi pergeseran modus pembungkaman pers. Oknum yang merasa terusik dengan pemberitaan media massa, menggunakan teknologi untuk melakukan intimidasi supaya sulit terlacak.

Sementara itu, serangan digital kepada media massa dan jurnalis cukup efektif mengganggu kerja-kerja jurnalistik. Kejahatan ini dapat memengaruhi kerja-kerja jurnalistik dalam memproduksi berita-berita kritis kemudian hari.

Serangan digital di dunia maya seperti ini memang diniatkan dan sengaja dilakukan untuk memengaruhi dunia nyata. Realitas yang terjadi di dunia virtual terhubung dengan realitas yang ada di dunia nyata (Nasrullah, R., 2020: 344).

Efeknya, awak media semakin khawatir untuk memublikasi berita kritis dan skandal. Apalagi kondisi media massa tersebut tidak didukung infrastruktur teknologi mumpuni, dalam mendeteksi adanya serangan digital.

Dampak lanjutannya, pers di Indonesia semakin tumpul. Fungsi sebagai watchdog dan status pilar keempat demokrasi akan luntur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com