Sementara itu, pemilik PO Sumber Alam Anthony Steven Hambali menyampaikan, kode diberikan oleh kru bus supaya penumpang waspada.
Kru bus tidak memberi tahu penumpang secara langsung karena mereka berisiko menjadi korban.
"Memberi tahu penumpang cukup lewat kode dan pengumuman agar hati-hati dengan barang bawaanya. Jika langsung bisa berisiko pada kru," jelasnya.
Alam mengatakan, kru PO Sumber Alam pernah dipukul oleh komplotan pelaku saat mengingatkan penumpang ada copet dalam bus.
Alasan lain mengapa kru bus tidak memberi tahu penumpang secara langsung karena mereka tidak bisa menuduh mencuri tanpa bukti yang nyata.
Terpisah, sopir bus AKAP PO Raya Hariyadi menuturkan, agen di terminal biasanya memberikan informasi mengenai penumpang mencurigakan.
"Kami mungkin tahu tapi tidak bisa menuduh. Hanya bisa mencurigai saja," katanya.
Baca juga: Ramai soal Pencurian Laptop Diganti Buku di Bus, Ini Kata Korbannya
Lebih lanjut, Hariyadi menjelaskan, ada beberapa ciri yang mengisyaratkan pencuri berada dalam bus.
Pertama, pencuri biasanya turun tidak pada tujuannya. Contohnya, ketika pencuri menaiki bus tujuan Solo, namun ia meminta turun di Semarang.
Sopir dapat mengarahkan bus ke kantor polisi setempat untuk pemeriksaan penumpang jika belum ada yang turun namun ada laporan kehilangan barang.
"Itu harus dicurigai, tapi cuma dicurigai, enggak bisa menuduh," kata Hariyadi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.