Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ikan Belida Muncul Kembali di Jawa Setelah Dinyatakan Punah, Begini Penjelasan BRIN

Kompas.com - 17/12/2023, 21:00 WIB
Alinda Hardiantoro,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ikan belida kembali muncul di Jawa setelah dinyatakan punah pada 2020 oleh Lembaga Konservasi Dunia (IUCN).

Ikan belida jenis Chitala lopis itu ditemukan oleh peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkolaborasi dengan berbagai organisasi, baik dalam maupun luar negeri.

Peneliti menggunakan pendekatan morfologi dan molekuler dengan menganalisis pengurutan deoxyribonucleic acid (DNA) barcoding dengan data genetik global Barcode of Life Data (BOLD).

Mereka kemudian membandingkan karakterisasi morfologi dengan koleksi spesies Chitala lopis yang tersimpan di Natural History Museum, London.

Baca juga: Saat Ribuan Ton Ikan Sarden Mati dan Terdampar di Pantai Jepang...

"Jika ditinjau secara intraspesifik, jarak genetik C. lopis, C. Hypselonotus, dan C. borneensis sangat rendah sehingga pembeda gen mitochondrial antarspesies tidak identik," kata peneliti sekaligus Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN, Arif Wibowo, dikutip dari Kompas.id.

"Karakter morfologi C. lopis memiliki tinggi tubuh posterior dan panjang pre-dorsal lebih dominan dibandingkan C. Borneensis," sambungnya.

Hasilnya, ikan belida Chitala lopis masih ada di Pulau Jawa. Penemuan ini sekaligus memperluas sebaran spesies tersebut di tiga pulau, yakni Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.

Baca juga: Ikan Aneh Penghuni Lautan Dalam Kembali Terdampar di Pantai California, Penyebab Masih Misterius

Penjelasan BRIN

Peneliti Utama bidang Ikan (Iktiologi) Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi-BRIN, Haryono mengatakan, salah satu faktor penyebab spesies yang dinyatakan punah lalu ditemukan kembali adalah adanya intensitas penelitian.

Meskipun IUCN telah melakukan assessment sebelum memasukkan ikan belida Chitala lopis ke dalam daftar merah, penelitian yang intens bisa saja mendapat simpulan bahwa ikan tersebut ternyata masih ada atau disebut dengan rediscovery (penemuan kembali).

"Salah satu faktor penyebabnya adalah intensitas penelitian. Bisa jadi hewan tersebut masih ada dengan populasi yang rendah dan tidak ada penelitian, sehingga tidak terungkap atau tidak ditemukan," ungkap Haryono, saat dikonfirmasi Kompas.com, Minggu (17/12/2023).

Tak hanya pada ikan belida Chitala lopis, rediscovery juga pernah terjadi pada hewan lain yang telah dinyatakan punah tetapi ditemukan lagi, salah satunya adalah mamalia endemik di Pegunungan Cyclops yaitu echidna paruh panjang attenborough (Zaglossus attenboroughi).

Berbeda dengan ikan belida Chitala lopis yang ditemukan setelah 3 tahun dinyatakan punah, Zaglossus attenboroughi baru ditemukan 62 tahun lagi setelah dinyatakan punah.

"Kata kuncinya adalah penelitian sangat diperlukan. Bisa jadi ada suatu hewan yang masih banyak populasinya di suatu wilayah tetapi tidak pernah dilakukan penelitian atau eksplorasi, maka tidak pernah terungkap (keberadaannya)," jelas Haryono.

Baca juga: Apa yang Akan Terjadi pada Tubuh Saat Makan Ikan Setiap Hari?

Menjawab persoalan taksonomi ikan belida

Selain menguak fakta eksistensi ikan belida, temuan ini juga menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia.

Menurut para ahli, mayoritas ikan belida di Indonesia termasuk dalam spesies C. lopis. Namun, jenis lain yang sering ditemukan adalah C. borneensis dan C. hypselonotus.

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Kata 'Duit' Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Kata "Duit" Disebut Berasal dari Belanda dan Tertulis di Koin VOC, Ini Asal-usulnya

Tren
Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Juru Bahasa Isyarat Saat Konpers Pegi Tersangka Pembunuhan Vina Disebut Palsu, Ini Kata SLBN Cicendo Bandung

Tren
Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Viral, Video TNI Tendang Warga di Deli Serdang, Ini Kata Kapendam

Tren
Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tips Memelihara Anjing untuk Pemula, Ini Beberapa Hal yang Perlu Anda Lakukan

Tren
Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Berlaku mulai 1 Juni 2024, Ini Cara Beli Elpiji 3 Kg Menggunakan KTP

Tren
Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Inilah Alasan Harga BBM dan Tarif Listrik Juni Masih Sama dengan Mei 2024

Tren
Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Hiu Paus Gorontalo Menghilang karena Takut Orca, Apakah Akan Kembali?

Tren
Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Resmi, Jadwal dan Tarif LRT Jabodebek Selama Juni 2024

Tren
Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Teh Bunga Telang untuk Menurunkan Berat Badan, Berapa Takaran Per Hari?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com