Untuk mencegah pandangan negatif publik, dia menerobos birokrasi dan korupsi serta memastikan proyek rekonstruksi segera dimulai.
Salah satu caranya adalah menjalin kemitraan dengan UNICEF untuk membangun 200 sekolah-sekolah tahan gempa dan ramah anak yang selesai dibangun pada Februari 2009 atau kurang dari lima tahun setelah tsunami.
Tindakan cepatnya menetapkan standar baru dalam manajemen pascabencana yang terjadi di suatu wilayah.
Tak hanya mendorong pembangunan cepat terlaksana, dia juga bertindak dengan mengurangi potensi kerusakan suatu wilayah akibat bencana di masa depan.
Pada 2013, Kuntoro digandeng Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk membantu memulihkan Filipna yang hancur akibat Topan Haiyan.
Kuntoro Mangkusubroto dapat disebut sebagai ikon nyata di bidang tanggap bencana dan pertolongan saat ini.
Berikut sederet prestasi yang berhasil didapatkannya semasa hidup.