Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Etnis Rohingya dan Kenapa Mengungsi dari Myanmar dan Bangladesh?

Kompas.com - 16/12/2023, 14:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Diskriminasi etnis Rohingya

Setelah Myanmar merdeka, kepentingan politik baik dari komunitas Muslim maupun Buddha sangat diatur oleh pemerintah dan status komunitas muslim tidak pernah dijamin. 

Dalam UU Kewarganegaraan Burma 1982, tercatat bahwa di Myanmar terdapat 135 etnis dan tidak termasuk Rohingya.

Salah satu bentuk kekerasan yang mengarah pada genosida terhadap etnis Rohingya adalah saat Operation King Dragon 1978.

Operasi tersebut merupakan upaya deportasi untuk membersihkan etnis Rohingya yang jumlahnya mencapai ratusan ribu.

Selain mendiskriminasi, pemerintah Myanmar juga tidak melibatkan etnis Rohingya dalam sensus penduduk negara tersebut.

Baca juga: Mengenal Etnis Rohingya dan Sejarah Pengungsiannya dari Myanmar

Alasan etnis Rohingya mengungsi

Karena mengalami berbagai diskriminasi, mulai tahun 1970-an, ratusan ribu warga Rohingya melarikan diri ke Bangladesh. 

Diskriminasi ini semakin memuncak ketika pihak militer Myanmar menghubungkan Muslim Rohingya dan isu terorisme dalam Islam yang membuat Buddha Myanmar khawatir negaranya akan diambil alih.

Belum selesai mengenai konfilk ras dan agama, muncul pula kelompok militan seperti Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA) yang sering menyerang pasukan militer Myanmar.

Akhirnya, tindakan yang dilakukan ARSA menjadi alasan adanya kekerasan kepada semua etnis Rohingya.

Mereka diperkosa, dianiaya, dibakar desa dan tempat tinggalnya, serta dibunuh dengan tidak pandang usia.

Kekerasan yang mengarah pada genosida inilah yang membuat etnis Rohingya mulai melarikan diri ke berbagai negara terdekat seperti Bangladesh dan Indonesia.

Baca juga: Kebakaran Landa Kamp Pengungsian Tempat 1 Juta Pengungsi Rohingya Tinggal di Bangladesh

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com