Eksistensi entitas ini tidak boleh diserahkan kepada hukum pasar semata. Hukum pasar biasanya berkubang pada satu proposisi bahwa yang kuat membuat narasi adalah yang menang.
Sehingga ruang demokratis tidak akan bertumbuh secara natural dan menemukan jalan pencerahannya sendiri.
Lagi-lagi, jika diserahkan kepada hukum pasar, maka mereka yang memiliki kapital paling besar yang akan menguasainya.
Pentingnya entitas ini dipikirkan karena berkaitan dengan banyak hal. Satu di antaranya adalah pengisi generasi netizen merupakan mereka yang umurnya bisa jadi masih tergolong remaja dan muda.
Tidak jarang mereka merespons sesuatu karena ikut-ikutan atau istilah sekarang itu Fomo saja.
Selanjutnya jika kita identifikasi dan petakan secara lebih sosiologis, generasi netizen bisa dikategorikan sebagai berikut:
Pertama adalah mereka yang bisa disebut sebagai generasi netizen aktif. Mereka adalah yang mengoptimalisasi internet dan gawai yang ada dalam genggamannya untuk aktivitas produktif seperti membuat konten, pembangunan narasi, memasarkan produk dan hal-hal lain yang bermanfaat bagi masyarakat banyak maupun bisa menimba keuntungan baginya.
Kedua adalah generasi netizen pasif. Berkebalikan dengan generasi netizen aktif, kelompok ini adalah mereka yang meskipun terhubung kepada internet, namun kuota yang mereka kuasai justru hanya dihabiskan untuk menjadi user dan menikmati hiburan semata.
Mereka lebih banyak hanya menjadi konsumen. Bahkan bisa dikatakan konsumen pun sebagai konsumen pasif saja.
Sementara yang ketiga adalah generasi netizen pragmatis. Disebut generasi netizen pragmatis karena mereka sudah memanfaatkan internet dan gawai yang digenggamnya, tetapi hanya untuk mendapatkan keuntungan semata.
Jika pun mereka memproduksi sesuatu lebih banyak karena ingin mendapatkan atau meningkatkan keuntungan yang didapatkannya dari internet tersebut.
Tentu saja generasi netizen tetap memiliki potensi untuk dijadikan sebagai bagian dari penerus peradaban kemanusiaan.
Misalnya, negara memainkan peran untuk mengoptimalisasikan generasi netizen sebagai bagian dari diffuser atau influencer program-program baik dari negara sehingga bisa membangun partisipasi publik jauh lebih luas.
Kehadiran netizen aktif sebenarnya akan membantu negara dalam mengawasi program-program di masyarakat.
Sehingga program-program tersebut tidak kemudian dijadikan arena bancakan dan cawe-cawe para pemangku kepentingan maupun pembuat kebijakan.
Bahkan bisa jadi dengan kehadiran netizen aktif, maka uang negara bisa diselamatkan terutama pada optimalisasi anggaran di lapangan.
Namun untuk menuju ke arah sana, dibutuhkan perangkat yang tentu saja harus didesain sedemikian rupa. Terutama dibuatnya ekosistem yang memungkinkan generasi netizen ini tumbuh dalam ruang demokratis, aktif, partisipatif, kritis dan produktif.
Sebab jika tidak, maka mereka akan mendesain sendiri sistemnya yang tidak jarang bisa berpotensi kepada mendestruksi agenda utama negara, yakni: memberikan pencerahan kepada publik dan memastikan keberlanjutan peradaban.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.