Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 75 Pendaki Saat Gunung Marapi Meletus, Apakah Tidak Ada Larangan Pendakian?

Kompas.com - 04/12/2023, 16:30 WIB
Nur Rohmi Aida,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gunung Marapi yang terletak di perbatasan Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, meletus sejak Minggu (3/12/2023).

Sebanyak 75 orang pendaki dilaporkan berada di atas gunung Marapi saat meletus.

Berdasarkan data Badan SAR Nasional (Basarnas) Padang, 49 pendaki berhasil dievakuasi dengan selamat pada Minggu malam. Namun, 11 pendaki lain dilaporkan meninggal dunia.

Berbagai pihak pun menyoroti adanya aktivita pendakian di gunung Marapi saat terjadi letusan.

Lantas, apakah memang tidak ada larangan pendakian ke gunung Marapi?

Baca juga: Penyebab Gunung Marapi Meletus Tiba-tiba Tanpa Didahului Aktivitas Vulkanik, Ini Penjelasan PVMBG

Penjelasan PVMBG

Koordinator Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Ahmad Basuki mengatakan, gunung Marapi hingga kini berada dalam status Waspada (Level II).

Dengan status itu, warga sebenarnya tidak diperbolehkan melakukan kegiatan atau mendekati gunung Marapi pada radius 3 kilometer dari kawah atau puncak, sesuai rekomendasi PVMBG.

Akan tetapi, PVMBG tidak mempunyai hak untuk melarang adanya aktivitas pendakian.

"PVMBG tidak punya hak untuk melarang, karena setiap gunung api di Indonesia yang punya wewenang (melarang pendakian) adalah taman nasional, perhutani, atau BKSDA," kata Basuki dihubungi Kompas.com, Senin (4/12/2023).

Menurutnya, PVMBG sebenarnya setiap bulan mengirimkan dua kali laporan per dua mingguan berisi data terkini dan rekomendasi ke berbagai pihak, seperti BNPB, Gubernur Sumatera Barat, dan Wali Kota Bukittinggi.

Baca juga: Warganet Sebut Gunung Marapi Tiba-tiba Meletus Minggu Sore, Ini Penjelasan PVMBG

Tak ada tanda-tanda letusan

Kondisi Gunung Marapi saat meletus, Minggu (3/12/2023).  Antara/HO- BPBD Agam Kondisi Gunung Marapi saat meletus, Minggu (3/12/2023).

Basuki menyebutkan, setiap erupsi gunung berapi memiliki karakter masing-masing.

Bahkan, perbedaan itu bisa terjadi dalam satu gunung api, tergantung dari sifat magma, hidrothermal, kedalaman kantung magma, serta terkadang bisa dipicu oleh musim atau gempa tektonik.

"Dalam kasus erupsi Marapi tanggal 3 Desember ini, tidak terekam adanya gempa vulkanik dalam (gempa yang menunjukkan adanya pergerakan magma dari dalam)," jelas dia.

Tidak adanya gempa vulkanik ini menunjukkan bahwa akumulasi tekanan berada di kedalaman dangkal.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com