Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Disebut Pernah Minta KPK Hentikan Kasus Setya Novanto, Siapa Dia?

Kompas.com - 02/12/2023, 15:30 WIB
Laksmi Pradipta Amaranggana,
Ahmad Naufal Dzulfaroh

Tim Redaksi

Puncaknya, Setya Novanto sukses menjadi Ketua Umum Partai Golkar periode 2016-2019. Saat itu, ia berhasil meraih 277 suara (30 persen) pada Munaslub Partai Golkar yang digelar pada 17 Mei 2016.

Ia berhasil mengalahkan Ade Komarudin hanya mendapatkan 173 suara, dilansir dari Kompas.com (17/5/2016).

Meskipun demikian, ia akhirnya harus rela melepaskan jabatannya sebagai ketua umum Golkar, karena terseret kasus korupsi proyek pengadaan e-KTP.

Baca juga: Setya Novanto Dikabarkan Hilang dari Lapas Sukamiskin, Ini Penjelasan Kemenkumham

Sosok yang penuh kontroversi

Sepanjang kariernya, Setya Novanto kerap disorot publik dan tak lepas dari kontroversi. Bahkan, ia sudah dikatkan dengan sejumlah kasus korupsi sejak 2001.

Namanya pernah disebut dalam kasus hak tagih piutang Bank Bali yang menyebabkan kerugian negara hampir Rp 1 triliun.

Pada 2010, ia juga diberitakan terlibat dalam penyelundupan beras impor dari Vietnam sebanyak 60 ribu ton.

Setya Novanto juga sering disebut dalam kasus suap Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Akil Mochtar, kasus PON Riau, hingga kasus korupsi e-KTP, dikutip dari Kompas.com (18/7/2017).

Kontroversi selanjutnya yang menyita perhatian publik adalah kasus pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden saat meminta jatah saham PT Freeport Indonesia.

Baca juga: Daftar Pimpinan KPK yang Terlibat Kasus Hukum, Terbaru Firli Bahuri

Saat itu, sebanyak 17 anggota Mahkamah Kehormatan DPR (MKD) menyatakan Setya Novanto melanggar kode etik.

Menjelang vonis dari MKD, ia mengambil langkah untuk mengundurkan diri dari jabatan sebagai Ketua DPR.

Namun, tak lama setelah pengunduran dirinya, ia kembali terpilih menjadi Ketua DPR RI menggantikan Ade Komarrudin yang juga tersandung kasus pelanggaran kode etik.

Kasus yang sering disebut dengan istilah "Papa Minta Saham" ini pernah masuk ke ranah penyelidikan Kejaksaan Agung dan Setya Novanto sempat diperiksa.

Sayangnya, kasus ini mendadak mandek setelah Kejagung tak berhasil memperoleh keterangan dari Riza Chalid yang menghilang.

Baca juga: Saat Kades Minta Bantuan Orangtua untuk Kembalikan Uang Korupsi, Dianggap Beban Keluarga oleh Hakim

(Sumber: Kompas.com/Sabrina Asril, Kristian Erdianto, Ambaranie Nadia Kemala Movanita | Editor: Sabrina Asril, Kristian Erdianto, Ambaranie Nadia Kemala Movanita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com