[POPULER TREN] Manfaat Air Rebusan Jahe Ditambah Lemon | Pedang Pangeran Diponegoro Ditemukan di Belanda

Pedang Pangeran Diponegoro Ditemukan di Gudang Museum Belanda

3. Harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg

PT Pertamina Patra Niaga melakukan penyesuian harga liquefied petroleum gas (LPG) 5,5 kg dan 12 kg yang berlaku sejak Rabu (22/11/2023).

Penyesuaian harga tersebut mengikuti tren harga rata-rata publikasi Contract Price Aramco (CPA) November 2023 dan nilai tukar mata uang rupiah.

Pada periode tersebut, harga satuan rupiah per kilogram (Rp/kg) mengalami penurunan sebagai dampak melemahnya nilai tukar mata uang dollar AS terhadap rupiah.

Informasi lengkap terkait harga elpiji 5,5 kg dan 12 kg per 1 Desember 2023 dapat disimak dalam artikel berikut:

Harga Elpiji 5,5 Kg dan 12 Kg Seluruh Indonesia per 1 Desember 2023

4. Mengganti meteran listrik eror

Artikel terkait unggahan viral berisi pertanyaan warganet terkait aduan meteran listrik yang eror melalui ListriQu, layanan pengaduan yang disediakan PLN, juga menarik minat banyak pembaca.

Selain itu, pengunggah juga menyertakan tangkapan layar pesan WhatsApp dari seseorang yang mengatasnamakan dari ListriQu.

Di dalamnya tertulis bahwa PLN bertanggung jawab hanya sampai kWh meter dan untuk Instalasi Milik Pelanggan (IML) merupakan tanggung jawab pelanggan.

Lantas, bagaimana tanggapan PLN soal keluhan ini? Informasi selengkapnya dapat disimak dalam artikel berikut?

Ramai soal Meteran Listrik Eror, Diganti Gratis dari PLN atau Berbayar?

5. Penyebab utang Indonesia hampir Rp 8.000 T

Per Oktober 2023, utang Indonesia naik menjadi Rp 7.950 triliun.

Disebutkan bahwa posisi utang pada Oktober 2023 didominasi oleh utang dari surat berharga negara (SBN) yang terdiri dari SBN domestik mencapai Rp 5.677,55 triliun dan SBN valuta asing (valas) mencapai Rp 1.371,35 triliun.

Pihak Kementerian Keuangan pun angkat bicara soal naiknya utang Indonesia ini.

Informasi selengkapnya terkait penyebab naiknya utang Indonesia dapat disimak dalam artikel berikut:

Utang Indonesia Hampir Rp 8.000 Triliun, Kemenkeu Ungkap Penyebabnya