Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asupan Garam Berlebih Bisa Picu Diabetes Tipe 2, Berapa Batas Amannya?

Kompas.com - 21/11/2023, 10:30 WIB
Diva Lufiana Putri,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Ahli diet dan konsultan nutrisi dari National Coalition on Healthcare, Kelsey Costa mencatat, hubungan garam dengan diabetes tipe 2 dapat terlihat dari beberapa dampak bagi tubuh.

Konsumsi garam berlebihan berdampak buruk pada berat badan, tekanan darah, metabolisme, serta peradangan.

Costa yang tidak terlibat dalam penelitian mengungkap, garam berlebih dapat mengganggu keseimbangan bakteri usus, menyebabkan peradangan usus, yang berkontribusi terhadap resistensi insulin.

Resistensi insulin inilah yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit diabetes tipe 2.

"Peradangan dapat merusak sel dan jaringan dalam tubuh, menyebabkan resistensi insulin dan gangguan metabolisme glukosa," kata Costa.

Meski asupan garam berlebihan mungkin menjadi faktor risiko diabetes tipe 2, Costa mengatakan, orang sehat tak perlu terlalu khawatir hingga menghindari garam sepenuhnya.

"Tubuh manusia membutuhkan sejumlah kecil natrium dari garam untuk menjaga keseimbangan cairan, mengirimkan sinyal saraf, dan membantu otot berkontraksi dan rileks," paparnya.

Menurut Costa, menambahkan sedikit garam pada makanan kemungkinan besar aman bagi kebanyakan orang.

Namun, penting untuk menjaga kebiasaan makan yang sehat dan seimbang, serta memadukan sumber natrium lain dalam makanan.

"Mempertimbangkan alternatif natrium rendah sebagai pengganti garam untuk bumbu masakan dapat bermanfaat," kata dia.

"Pendekatan ini tidak hanya memupuk pola makan yang penuh perhatian, tetapi juga meningkatkan nilai gizi makanan tanpa mengorbankan rasa," tambahnya.

Baca juga: WHO Berterima Kasih Lee Seunggi Singgung Asupan Garam, Berapa Batas Konsumsi yang Tepat?

Jumlah garam yang aman dikonsumsi

Pakar endokrinologi di Atlantic Health System, Elkin Nunez menyampaikan, seseorang dapat mengetahui jumlah asupan garam dari seberapa sering menambahkan bahan ini ke dalam makanan.

"Jika menggunakan alat pengocok garam lebih dari sekali sehari, kemungkinan besar Anda mengonsumsi lebih banyak garam daripada seharusnya," kata Nunez, dilansir dari Very Well Health, Rabu (15/11/2023).

Kendati demikian, perlu diingat, natrium klorida atau garam dapur juga hadir dalam produk-produk makanan.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com