Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patchwork Batik Lawasan dan Motif Daun Jati Berlaga di Mesir

Kompas.com - 16/11/2023, 11:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

Khusus untuk bagian lengan, Elkana mengolah percanya dengan teknik water soluble stabilizer di mana tercipta seni krancang atau lubang.

Menurut Elkana, busana yang dikenakan Anthea selaras dengan tema fesyen berkelanjutan yang meminimalkan sampah kain atau perca, dan sesuai dengan komitmen Miss Eco Teen dalam meminimalkan pencemaran lingkungan.

Baca juga: Polusi Jadi Sorotan, Bagaimana Cara Mengecek Kualitas Udara?

Sejarah sustainable fashion

Sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan bukan hal baru di dunia mode.

Fesyen berkelanjutan adalah konsep yang bertujuan mengurangi dampak negatif dari industri mode atau pakaian. 

Dimana diketahui, sampah atau limbah industri fesyen menduduki peringkat kedua setelah sampah plastik.

Dalam konsep ini, dititikberatkan pada industri fesyen yang miminimalkan sampah, baik sampah kain maupun sampah zat kimia dari bahan pewarna.

Jika ada sampah (perca), maka ia akan dirombak menjadi busana baru, ketimbang dibuang dan mengotori lingkungan.

Dilansir dari Kompas.com (7/8/2022), menurut penelusuran sejarah, upcycle fesyen atau daur ulang fesyen sudah ada sejak awal abad ke-19 di masa Ratu Victoria dari Britania Raya.

Selain dilakukan oleh Ratu Victoria, usaha merombak dan mendandani kembali gaun lama agar bisa tampil beda juga kerap dilakukan oleh Puteri Alexandra dari Denmark.

Di tahun 1863, sehari sebelum hari pernikahan Pangeran Edward VII, Putri Alexandra meminta Elise Kreutzer, ahli mode Inggris, untuk mendaur ulang gaun-gaun lamanya termasuk gaun pernikahannya.

Ahli sejarah, Kate Stradstin, membenarkan hal itu. Ia yang menelusuri jejak sejarah menemukan bahwa gaun yang dikenakan Alexandra di tahun 1874 adalah gaun lama Alexandra tiga tahun sebelumnya yang didaur ulang.

Di awal abad ke-19 tersebut, hobi daur ulang baju tak hanya menjadi kegemaran kalangan istana. Rakyat kecil pun banyak yang mencoba teknik ini demi menghemat dana.

Kini, fesyen berkelanjutan semakin didengungkan di antara isu pencemaran lingkungan dan global warming.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com