Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Patchwork Batik Lawasan dan Motif Daun Jati Berlaga di Mesir

Kompas.com - 16/11/2023, 11:15 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anthea Tofani, siswi SMA Loyola Semarang, menyabet 2nd Runner Up Miss Eco Teen International 2023 yang digelar di Mesir awal November lalu.

Kemenangan Anthea di ajang internasional ini diapresiasi banyak pihak. Terlihat di unggahan soal kemenangan itu di akun Instagramnya, @antheatofani, yang mendapatkan 730 suka dan puluhan komentar dari warganet.

Anthea memaparkan kepada Kompas.com telah menjalani karantina di ajang bergengsi tersebut mulai 27 Oktober hingga 2 November 2023 di Sharm El Sheikh, Mesir.

Sebelum mencapai malam final, Anthea menjalani berbagai kompetisi.

"Salah satunya mengikuti nation costume competition dan eco dress competition," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (15/11/2023).

Dalam kompetisi kostum nasional, Anthea tampil mencitrakan diri sebagai Tri Buana Tunggadewi, sosok putri dari Kerajaan Majapahit.

Sedangkan dalam kompetisi eco dress, Anthea memperkenalkan karya desainer Elkana Gunawan Tanuwidjaja yang berfokus pada sustainable fashion atau fesyen berkelanjutan, yang mengangkat patchwork perca dan motif alam dari daun jati.

Lantas, apa itu fesyen berkelanjutan? 

Baca juga: Tren Fesyen Sarung Masih Panjang, dari Kesan Formal Menuju Kasual


Paduan daun jati dan perca

Menurut Elkana Gunawan, busana yang dikenakan Anthea bertema The Beauty of Indonesia.

Sebuah gaun malam yang terdiri dari dua bagian, yaitu dress panjang dan vest atau rompi pendek yang terinspirasi dari busana penari Bali.

"Gaun panjang terbuat dari bahan botanical ecoprint dengan tehnik kukus dalam proses pembuatan motifnya, sedangkan kain dasarnya adalah tenun (handwoven)," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (16/11/2023).

Dalam pembuatan motif, Elkana menggunakan berbagai daun dari tanaman yang tumbuh subur di tanah Indonesia, seperti daun jati (Tectona grandis), daun sonokeling (Dalbergia latifolia), daun lanang (Oroxylum indikum), dan daun serta bunga kenikir.

Sedangkan untuk pewarna coklat didapat dari buah jalawe (Terminalia bellirica).

Untuk rompi penutup dress, Elkana menggunakan sampah perca, sampah kain dari studio fesyennya.

"Vest terbuat dari cuilan kain batik lawasan yang disusun sedemikian rupa berdasarkan pola pachwork," ujarnya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com