Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanggapan Anies-Muhaimin, Prabowo-Gibran, dan Ganjar-Mahfud Usai Penetapan Nomor Urut

Kompas.com - 15/11/2023, 07:30 WIB
Aditya Priyatna Darmawan,
Inten Esti Pratiwi

Tim Redaksi

2. Prabowo-Gibran

Sama halnya dengan Anies-Imin, paslon Prabowo-Gibran mengapresiasi KPU. Setelah itu, pasangan ini setuju dengan Anies-Imin yang menyatakan bahwa Pemilu harus berjalan dengan jujur.

“Kejujuran itu harus utuh, seutuh-utuhnya. Jadi saya sangat sependapat dengan aspirasi pasangan calon nomor 1,” kata capres Prabowo Subianto dalam sambutannya yang ditemani oleh cawapres Gibran Rakabuming.

Pasangan ini menekankan kembali, mereka percaya dan yakin bahwa nantinya KPU bisa melaksanakan tugasnya dengan baik, jujur, dan adil tanpa ada kecurangan.

“Karena kalau melaksanakan Pemilu yang curang, mengkhianati bangsa dan rakyat Indonesia,” tegas Prabowo.

Prabowo pun membalas pantun yang dilontarkan oleh paslon nomor satu, terutama kepada Cak Imin yang merupakan kawan lamanya.

“Satu dua cempaka biru, tiga empat dalam jabangan. Kalau mendapat kawan baru, kawan lama dilupa jangan,” ucapnya.

Sehingga dirinya pun menghargai suasana pada saat itu dipenuhi dengan rasa kekeluargaan, riang gembira, saling mengasihi, dan mendukung.

“Jadi siapapun yang menang, kita harus bersatu menjaga negara ini,” tuturnya.

Baca juga: KPU Sepakati Pemilu 2024 Pakai Sistem Proporsional Terbuka, Apa Itu?

3. Ganjar-Mahfud

Paslon ketiga, yakni Capres Ganjar Pranowo dan Cawapres Mahfud MD mengungkapkan bahwa nomor urut 3 cocok dengan bunyi sila ketiga Pancasila.

“Jadi kita mendapatkan nomor 3 itu pas, sesuai dengan (bunyi) sila ketiga (Pancasila) persatuan Indonesia,” kata Capres Ganjar yang didampingi oleh Cawapres Mahfud.

Setelah itu, pasangan ini menyinggung proses politik yang sudah dilewati sebelumnya yang dianalogikan sebagai drama Korea atau drakor.

“Bapak ibu yang sangat saya hormati, itulah kegembiraan yang seharusnya kita dapatkan. Tapi beberapa hari ini kita sedang disuguhkan untuk menonton drakor yang sangat menarik," kata Ganjar.

Menurut mereka, drama-drama seperti itu sebenarnya tidak perlu terjadi.

“Drama-drama itu lah yang sebenarnya tidak perlu terjadi, dan malam ini memang seharusnya kita sedang memulai, memulai sesuatu perayaan demokrasi melalui Pemilu,” tutur Ganjar.

Pada situasi tersebut, mereka mengakui bahwa banyak mendengar berbagai pihak yang gelisah dengan hal itu, meski tidak secara terbuka apa yang dimaksud.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com