Hal itu terjadi lantaran Sanjay bekerja di Chennai yang mempunyai masa depan lebih cerah daripada Ghoramara.
Orangtuanya menikahkan Bandini dengan Sanjay yang bekerja sebagai tukang emas. Namun, Sanjay akhirnya kembali ke pulau asalnya setelah penglihatannya terganggu. Sekarang dia bahkan tidak bisa membaca nomor di ponselnya.
“Tidak ada seorang pun yang menikahkan putrinya dengan penduduk Ghoramara. Mengapa harus demikian? Karena entah badai atau naiknya air akan menghancurkan segalanya di pulau ini,” kata Sanjay.
Jhumpa, seorang perempuan yang berasal dari Ghoramara, memiliki seorang suami yang juga berasal dari pulau itu. Suaminya saat ini bekerja di Kolkata dengan kehidupan yang lebih baik.
“Saya baru sekali meninggalkan pulau ini dalam hidup saya. Saya pernah ke Kakdwip sekali setelah pernikahan saya, itu saja. Saya hanya melihat Delhi, Mumbai, dan Kolkata di film,” tutur Jhumpa.
“Inilah duniaku. Tidak masalah kapan ia tenggelam,” lanjutnya.
Baca juga: 5 Pulau Terpencil di Dunia, Ada yang Dihuni oleh Hanya 269 Penduduk
Banyak sisa atau reruntuhan bangunan seperti rumah dan rumah sakit yang hancur diterjang badai dan sekarang menjadi bongkahan batu.
Toko-toko di kota juga sudah berlumut. Selain itu, di tengah pulau ada satu pasar bernama Bazar Natun yang berarti “Pasar Baru”. Pasar itu menggantikan yang lama karena sudah terendam air.
Pasar tersebut hidup pada malam hari ketika para lelaki kembali dari pekerjaan mereka, seperti memancing dan bertani.
Bazar Natun memiliki toko-toko dengan lampu bertenaga surya. Ini adalah satu-satunya tempat di seluruh pulau yang terang benderang dan dipenuhi pria, wanita, dan anak-anak.
Dilansir dari FirstPost, Pulau Ghoramara awalnya sebesar 26 kilometer persegi, tetapi kini menyusut menjadi 6,7 kilometer persegi.
Erosi terjadi dengan cepat selama empat dekade terakhir dan sekitar separuh daratan hilang karena aliran Sungai Gangga selama periode ini.
Hal itu diiringi penyusutan jumlah penduduk yang juga sangat masif.
Menurut sensus 2011, tadinya jumlah penduduk di Ghoramara sekitar 40.000 jiwa dan kini hanya tinggal 5.193 jiwa.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.