Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beredar Video Kegiatan Mahasiswa di Bogor Disebut Perploncoan, Ini Penjelasan Polisi dan Kampus

Kompas.com - 10/11/2023, 19:00 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Farid Firdaus

Tim Redaksi

Sumijo menyampaikan, panitia LDKM juga tidak menjelaskan susunan acara sehingga Balai Diklat baru mengetahui dugaan perploncoan melalui media sosial.

"Bahwa pihak Balai Diklat Kehutanan Rumpin menyatakan kejadian ploncoan tersebut di luar tanggung jawab dan pemantauan pihak BDK dikarenakan pihak kami BDK hanya menyediakan tempat," jelas Sumijo.

Baca juga: Marak Kasus Bullying pada Anak di Bawah Umur, KPAI Buka Suara

Klarifikasi JGU

Sementara itu, Jakarta Global University selaku kampus yang mahasiswanya disebut melakukan perploncoan di Balai Diklat juga buka suara soal kegiatan LDKM.

Dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Kamis, LDKM digelar oleh salah satu organisasi mahasiswa (ormawa), namun tidak disebutkan namanya.

LDKM adalah kegiatan rutin yang digelar ormawa yang bertujuan untuk membantu mahasiswa mengembangkan kemampuan kepemimpinan, kolaborasi, dan paham akan tanggung jawab sosial.

"Kegiatan ini dirancang dengan cermat, mematuhi pedoman standar keselamatan, dan melibatkan perencanaan yang matang. Kegiatan LDKM bukan bagian dari serangkaian kegiatan ospek atau PBAK," tulis keterangan JGU.

Baca juga: UIN Jambi Bantah Mahasiswa Korban Bullying Minta Maaf, Kampus: Hanya Membuat Video Klarifikasi

Meski begitu, JGU menegaskan bahwa ormawa yang menggelar kegiatan harus mematuhi peraturan yang diterapkan pihak kampus.

Aturan yang dimaksud adalah Buku Panduan Ormawa Universitas dan Peraturan Rektor Nomor 4 Tahun 2020 Tentang Kode Etik Mahasiswa.

JGU telah melakukan investigasi terhadap seluruh panitia, mahasiswa, peserta, dan ormawa yang terkait dengan dugaan perploncoan.

Hasil penelusuran menunjukkan, video dugaan perploncoan bukan direkam oleh peserta melainkan panitia.

"Sebagai dokumentasi resmi untuk kepentingan internal kampus," jelas JGU.

Baca juga: Bahaya Tendangan di Perut dan Kepala seperti Dialami Korban Bullying Cilacap

Kampus minta maaf

JGU menjelaskan, peristiwa diduga perploncoan seperti terlihat dalam video yang beredar di media sosial merupakan bagian dari kegiatan fun and games.

Acara tersebut dilakukan oleh mahasiswa untuk memilih ketua angkatan dengan cara mencari logo ormawa yang dimasukkan ke dalam area outbond.

Ketika kegiatan berlangsung, peserta menyanyikan yel-yel untuk menilai kekompakan. Hal ini, kata JGU, dilakukan atas usulan mahasiswa dan disetujui seluruh peserta.

JGU mengatakan, investigasi yang dilakukan kampus tidak menemukan bukti yang mendukung adanya praktik perploncoan.

"Di akhir kegiatan, peserta diperbolehkan mengekspresikan kebersamaan dengan mengajak panitia mahasiswa untuk bergabung dalam kegiatan seperti yang berada di video tersebut," terang JGU.

Meski begitu, JGU meminta maaf kepada masyarakat dan pihak terkait atas kekhawatiran dan ketidaknyamanan yang muncul dari video dugaan perploncoan di Balai Diklat.

"Kami berkomitmen untuk memberikan pengalaman pendidikan yang positif, aman, dan mendukung bagi semua mahasiswa kami," tutur JGU.

Baca juga: Penyebab Anak Jadi Pelaku Bullying, Pakar: Dua-duanya Itu Korban!

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Orang Indonesia Konsumsi Mikroplastik Terbanyak di Dunia, Apa Bahayanya?

Tren
Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Duduk Perkara Hasto Kristiyanto Diperiksa Polda Metro Jaya, Diduga Sebarkan Berita Bohong

Tren
Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Cara Login Menggunakan Fingerprint atau Face Recognition di Aplikasi Mobile JKN

Tren
Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Kartu Lansia Jakarta Cair Juni 2024, Berikut Jadwal, Besaran, dan Cara Ceknya

Tren
Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana jika Tunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia Vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

Tren
Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Tren
Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Tren
Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Tren
Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com