Sedangkan, pria akan mengalami penurunan kadar testosteron, sehingga mengurangi distribusi seimbang antara lemak, kekuatan otot, serta massa otot.
Pria dan wanita juga merasakan penurunan hormon pertumbuhan yang berfungsi untuk menjaga otot dan kekuatan, seiring bertambahnya usia.
Anjloknya kadar hormon pertumbuhan turut menurunkan tingkat metabolisme istirahat seseorang.
Oleh karena itu, seseorang perlu rutin berolahraga, mengelola stres dengan benar, serta mengikuti pola makan sehat untuk meringankan sebagian besar gejala penurunan hormon.
Baca juga: Semakin Tua Semakin Mudah Bangun Pagi, Apa Sebabnya?
Faktor lain penyebab berat badan semakin sulit turun seiring bertambahnya usia adalah rutinitas tidur yang ikut berubah.
Meski merasa membutuhkan lebih banyak waktu untuk tidur, orang berusia 40 tahun ke atas lebih sering terbangun pada dini hari atau bangun lebih awal di pagi hari.
"Kurang tidur berdampak pada disregulasi sistem kontrol nafsu makan yang mengubah laju metabolisme," kata Shapiro.
Saat durasi tidur berkurang, kadar ghrelin atau hormon kelaparan juga akan meningkat, sehingga terjadi peningkatan asupan makanan.
Shapiro berpesan, penting untuk mengidentifikasi apa yang menyebabkan kekurangan tidur setiap malam.
Sementara itu, perubahan kecil seperti tidak menggunakan ponsel sebelum tidur, bermeditasi, atau mengganti bantal mungkin dapat membantu menjemput mimpi lebih cepat dari biasanya.
Setelah menginjak usia 30 tahun, seseorang mulai kehilangan massa otot tubuh, yakni kadar berat total otot manusia.
Berdasarkan penelitian, massa otot menurun sebanyak 3-8 persen setiap 10 tahun setelah mencapai usia 30 tahun.
Persentase tersebut bahkan semakin meningkat setelah seseorang mulai melewati usia 60 tahun.
Dikutip dari Mayo Clinic, lantaran otot menggunakan lebih banyak kalori daripada massa lemak, hilangnya massa otot membuat kalori yang dibakar saat istirahat ikut menurun.