Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Terjadi Ketika Terlalu Banyak Mengonsumsi Gula?

Kompas.com - 23/10/2023, 11:00 WIB
Alicia Diahwahyuningtyas,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

6. Mempercepat proses penuaan kulit

Gula dapat menjadi salah satu faktor penuaan kulit. Salah satu tandanya adalah munculnya kerutan, terlepas dari kesehatan. Pemilihan makanan yang buruk dapat memperburuk kerutan dan mempercepat proses penuaan kulit.

Produk akhir glikasi lanjutan (AGEs) adalah senyawa yang terbentuk dari reaksi antara gula dan protein dalam tubuh yang diduga memiliki peran penting dalam penuaan kulit.

Mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat olahan dan gula menyebabkan produksi AGEs, yang dapat menyebabkan kulit Anda menua sebelum waktunya.

AGEs merusak kolagen dan elastin, yaitu protein yang membantu kulit meregang dan menjaga penampilan awet muda. Ketika kolagen dan elastin rusak, kulit kehilangan kekencangannya dan mulai kendur.

Baca juga: 9 Dampak Buruk Konsumsi Gula Berlebih, Apa Saja?

7. Tubuh terasa lelah dan cemas

Makanan tinggi gula dapat dengan cepat meningkatkan kadar gula darah dan insulin, sehingga meningkatkan energi pada tubuh. Namun, kenaikan tingkat energi ini hanya terjadi sebentar saja, menurut Web MD.

Makanan atau minuman yang banyak mengandung gula namun kurang protein, serat, atau lemak dapat menyebabkan peningkatan energi singkat yang segera diikuti dengan penurunan tajam gula darah, yang sering disebut sebagai crash.

Akibatnya, saat kadar gula tubuh menurun sesaat setelah konsumsi makanan dan minuman manis, seseorang mungkin akan merasa lelah, gelisah, dan cemas.

8. Menyebabkan nyeri sendi

Selanjutnya, konsumsi gula berlebih juga dapat berpengaruh pada kesehatan sendi.

Selain itu, beberapa penelitian menunjukkan bahwa minuman dan makanan manis terbukti dapat memperburuk nyeri sendi karena peradangan yang ditimbulkannya pada tubuh.

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa makan atau minum gula dapat meningkatkan risiko terkena rheumatoid arthritis.

9. Menyebabkan risiko penyakit hati

Fruktosa yang sering dijadikan sebagai gula tambahan dapat merusak hati ketika dikonsumsi dalam jumlah berlebih.

Ketika fruktosa dipecah di hati, fruktosa diubah menjadi lemak, yang pada gilirannya ini menyebabkan:

  • Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD): Penyakit ini terlihat sebagai penumpukan lemak berlebih di hati.
  • Steatohepatitis non-alkohol (NASH): Penyakit perlemakan hati, peradangan, dan "steatosis", yaitu jaringan parut pada hati. Jaringan parut pada akhirnya memutus suplai darah ke hati. Banyak di antaranya berkembang menjadi sirosis dan memerlukan transplantasi hati.

Baca juga: Waspada Pengaruh Stres terhadap Kondisi Gula Darah

Batas konsumsi gula harian

Gula adalah contoh dari senyawa organik.pixabay.com Gula adalah contoh dari senyawa organik.

Dilansir dari Kompas.com (26/9/2022), menurut Permenkes Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, konsumsi gula per hari dianjurkan sebesar 10 persen dari total energi (200 kkal).

Halaman:

Terkini Lainnya

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana Jika Menunggak Iuran?

Bikin SIM Harus Punya BPJS Kesehatan mulai 1 Juli 2024, Bagaimana Jika Menunggak Iuran?

Tren
Head to Head Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Head to Head Indonesia vs Irak, Skuad Garuda Terakhir Menang 24 Tahun Lalu

Tren
Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Pendaftaran Jalur Mandiri Undip Dibuka, Klik Pendaftaran.undip.ac.id

Tren
UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

UU KIA Disahkan, Berikut 7 Poin Penting yang Harus Diketahui

Tren
Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Twitter Kini Izinkan Konten Porno, Kominfo Ancam Tutup

Tren
Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Formasi CPNS 2024 Sudah Diumumkan, Berikut Instansi yang Kuotanya Paling Banyak

Tren
AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

AI untuk Kemaslahatan dan Ramah Penyandang Disabilitas

Tren
Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Puluhan Penumpang United Airlines Alami Sakit Misterius Saat Terbang, Ini Dugaan Penyebabnya

Tren
Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Kisah Pria yang Menyelam ke Dasar Lautan Selama Satu Dekade untuk Temukan Jasad Istrinya

Tren
Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Hampir 500.000 Anak di Dunia Meninggal Per Tahun karena Diare, IDAI: Keamanan Pangan Penting

Tren
Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Juta, Miliar, Triliun, Apa Sebutan Bilangan Angka di Atasnya?

Tren
Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Penyakit Apa yang Bisa Disembuhkan dengan Kunyit? Berikut 7 Daftarnya

Tren
[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

[POPULER TREN] Curhatan Kepala Otorita IKN Tak Digaji 11 Bulan | Manfaat Jalan Kaki Kurang dari 5.000 Langkah

Tren
Jalan Kaki dan Joging, Mana yang Lebih Sehat?

Jalan Kaki dan Joging, Mana yang Lebih Sehat?

Tren
Ilmuwan NASA Membuat Zona Waktu untuk Bulan, Begini Cara Kerjanya

Ilmuwan NASA Membuat Zona Waktu untuk Bulan, Begini Cara Kerjanya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com