Namun, penularan dapat juga terjadi melalui kontak dengan cairan tubuh, bahan lesi, dan melalui kontak tidak langsung dengan pakaian atau linen yang terkontaminasi.
Baca juga: Apakah Orang yang Sudah Pernah Kena Cacar Air Bisa Terkena Cacar Monyet?
Untuk mencegahnya, bisa dilakukan dengan disinfektan rumah tangga biasa.
Ada beberapa rantai penularan dari manusia ke manusia, termasuk dalam jaringan seksual yang terjadi di negara-negara yang sebelumnya tidak ada cacar monyet.
Meskipun bisa menginfeksi siapa pun, kebanyakan kasus terjadi pada pria.
Baca juga: Temuan Kasus Cacar Monyet di Jakarta, Apakah Gatal adalah Salah Satu Gejalanya?
Dikutip dari laman WHO, masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 sampai 13 hari.
Gejalanya dapat dibagi menjadi dua periode:
Pertama, periode invasi (antara 0-5 hari) yang ditandai dengan demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan asthenia hebat (kekurangan energi).
Kedua, erupsi kulit yang dimulai dalam 1-3 hari setelah munculnya demam. Ruam cenderung lebih terkonsentrasi pada wajah daripada di badan.
Baca juga: Muncul Lagi Penyakit Cacar Monyet di AS, Apa Itu?
Ruam berkembang secara berurutan dari makula (lesi dengan dasar datar) menjadi papula (lesi keras yang sedikit terangkat), vesikel (lesi berisi cairan bening), pustula (lesi berisi cairan kekuningan), dan krusta yang mengering dan rontok.
Dalam kasus yang parah, lesi dapat menyatu sampai sebagian besar kulit terkelupas.
Cacar monyet biasanya merupakan penyakit yang sembuh sendiri dengan gejala yang berlangsung dari 2 hingga 4 minggu.
Kasus yang parah lebih sering terjadi pada anak-anak dan terkait dengan tingkat paparan virus, status kesehatan pasien, dan sifat komplikasi.
Komplikasi cacar monyet dapat mencakup infeksi sekunder, bronkopneumonia, sepsis, ensefalitis, dan infeksi kornea dengan kehilangan penglihatan berikutnya.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Cacar Monyet, Gejala, Penyebab, dan Pencegahannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.