Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BMKG Ungkap 3 Kabupaten/Kota dengan Suhu Terpanas Se-Indonesia

Kompas.com - 16/10/2023, 08:30 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada tiga kabupaten/kota dengan suhu terpanas se-Indonesia.

Hal tersebut diperoleh BMKG setelah melakukan pengamatan suhu maksimum ketika cuaca Indonesia begitu terik pada 1-14 Oktober 2023.

Forecaster BMKG Anistia Malinda Hidayat mengatakan, tiga kabupaten/kota dengan suhu terpanas di Indonesia adalah Kota Semarang (Jawa Tengah), Kabupaten Majalengka (Jawa Barat), dan Kota Makassar (Sulawesi Selatan).

Anistia menjelaskan, suhu maksimum yang tercatat di Semarang mencapai 38,6 derajat Celcius pada Jumat (6/10/2023).

Sementara suhu di Majalengka mencapai 38,7 derajat Celcius pada Senin (9/10/2023) dan suhu di Makassar mencapai 37,8 derajat Celcius pada Sabtu (7/10/2023).

"Beberapa wilayah Indonesia terjadi cukup tinggi dengan kisaran suhu antara 34,8-38,6 derajat Celcius pada siang hari," ujar Anistia kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2023).

Baca juga: Warganet Sebut Kulminasi Bikin Suhu Indonesia Sangat Panas, Ini Kata BMKG

Penyebab suhu panas landa Indonesia

Anistia menerangkan, terjadinya cuaca panas secara umum dipicu oleh beberapa kondisi dinamika atmosfer. Berikut penjelasannya.

1. Minim pertumbuhan awan

Salah satu penyebab suhu memanas adalah kondisi di sebagian besar wilayah Indonesia terutama di Jawa hingga Nusa Tenggara, termasuk Jabodetabek, yang didominasi cuaca cerah.

Wilayah tersebut juga sangat minim tingkat pertumbuhan awan terutama pada siang hari disertai rendahnya tingkat kelembapan udara.

"Kondisi ini tentunya menyebabkan penyinaran Matahari pada siang hari ke permukaan bumi tidak mengalami hambatan signifikan oleh awan di atmosfer," jelas Anistia.

Hal itu yang membuat suhu pada siang hari di luar ruangan terasa sangat terik sebagai dampak dari penyinaran matahari yang intens. 

Ia menyampaikan, sebagian besar wilayah Indonesia, terutama di selatan ekuator, saat ini masih mengalami musim kemarau.

Sebagian lainnya akan mulai memasuki periode peralihan musim pada periode Oktober-November ini.

"Sehingga kondisi cuaca cerah masih cukup mendominasi pada siang hari," ujarnya.

Baca juga: Ramai soal Fenomena Dingin di Malam Hari Saat Indonesia Dilanda Suhu Panas, Ini Kata BMKG

2. Posisi semu Matahari

Faktor lain yang menyebabkan cuaca Indonesia terasa begitu panas akhir-akhir ini adalah posisi semu Matahari.

Anistia menuturkan, posisi semu Matahari masih menunjukkan pergerakan ke arah selatan ekuator.

Itu artinya, sebagian wilayah Indonesia di selatan ekuator, termasuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara, mendapat penyinaran matahari yang relatif lebih intens dibandingkan wilayah lainnya.

"Pemanasan sinar matahari cukup optimal terjadi pada pagi menjelang siang dan pada siang hari," ucap Anistia.

Kendati demikian, fenomena astronomis tersebut tidak berdiri sendiri dalam peningkatan suhu udara secara drastis atau ekstrem di permukaan Bumi.

Berikut ini beberapa faktor yang menyebabkan suhu Indonesia sangat panas, yakni:

  • Kecepatan angin
  • Tutupan awan
  • Tingkat kelembapan udara.

Baca juga: Warga Semarang Menjerit Kepanasan, Benarkah Kota dengan Suhu Terpanas Se-Indonesia?

Halaman:

Terkini Lainnya

5 Fakta Polisi Bakar Suami di Mojokerto Gegara Gaji ke-13, Berawal dari Judi Online

5 Fakta Polisi Bakar Suami di Mojokerto Gegara Gaji ke-13, Berawal dari Judi Online

Tren
Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Bukan Tempat Bersandar, Ini Nama dan Fungsi Tiang Kecil di Trotoar

Tren
BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

BPK Temukan Penyimpangan Anggaran Perjalanan Dinas PNS Senilai Rp 39,26 Miliar, Ini Rinciannya

Tren
Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Beredar Jadwal Seleksi CPNS Dibuka 24 Juni-13 Juli 2024, Ini Kata BKN

Tren
Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Bawa Kerikil dalam Koper, Jemaah Haji Indonesia Diperiksa Petugas Bandara

Tren
Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi Online

Motif Polwan Bakar Suami di Mojokerto, Sakit Hati Uang Belanja Dipakai Judi Online

Tren
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Pemerintah Tetapkan Idul Adha 17 Juni 2024, Kapan Puasa Arafah?

Tren
Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Jebakan Siklus Narkoba yang Tak Berujung

Tren
Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh jika Rutin Minum Teh Jahe Setiap Hari?

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 10-11 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan 9-10 Juni | 2 Keluarga Jokowi Duduki Jabatan Strategis di Pertamina

[POPULER TREN] Wilayah Berpotensi Hujan 9-10 Juni | 2 Keluarga Jokowi Duduki Jabatan Strategis di Pertamina

Tren
Ait Ben Haddou, Kota Benteng Lumpur

Ait Ben Haddou, Kota Benteng Lumpur

Tren
Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Kategori Warung Makan yang Boleh Pakai Elpiji 3 Kg Subsidi, Apa Saja?

Tren
Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Wabah Infeksi Salmonella Merebak di AS, FDA Tarik Produk Mentimun

Tren
Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Usai Kirim Balon Sampah, Korut Buka Lahan 40 Km dari Perbatasan Korsel

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com